SEMARANG[Kampusnesia] – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjamin stok pangan di wilayahnya menjelang bulan Suci Ramadan aman, meskipun Civid-19 masih melanda di berbagau daerah.
Ganjar mengatakan secara keseluruhan kebutuhan bahan pokok di Jateng masih mampu untuk mencukupi sampai tiga bukan ke depan. Bahkan pada kebutuhan pokok jenis tertentu, beras misalnya, mampu bertahan hingga tujuh bulan.
“Hari ini pangan Jateng masih aman. Stok dalam tiga bulan masih aman. Bergantung jenisnya. Kalau untuk beras bisa bertahan sampai tujuh bulan. Hari ini bagus ya. Ada laporan yang bisa memantau kondisi di lapangan,” ujarnya, Kamis (9/4).
Namun, lanjutnya, ada pula beberapa jenis kebutuhan pokok yang mengalami penurunan harga maupun kekurangan, segingga perlu diupayakan untuk mengatasinya. Bahkan Jateng telah menerjunkan dinas terkait agar memantau terus perkembangan lebih serius. Jika tidak dikhawatir akan memicu tingginya inflasi.
“Harga ayam berpotensi agak jatuh, disususl gula, meski saat ini belum mengalami penurunan harga di pasaran, sedangkan bawang masih tetap stabil,” tuturnya.
Menurut Ganjar, pada Maret inflasi di Jateng hanya 0,02% atau lebih rendah dari Februari yang mencapai sebesar 0,44% dan nasionalnya 0,10%. Namun Jateng juga telah menyiapkan strategi untuk menutup adanya kemungkinan pemicu melambungnya inflasi dari jalan lain.
“Permasalahan yang ada adalah soal distribusi transportasi langsung kepada konsumen. Karena kalau distribusinya tidak lancar saya khawatir inflasi lebih tinggi dari bulan sebelumnya,” ujarnya.
Jateng, tutur Ganjar, untuk mengatasi distribusi tersebut akan dilakukan dengan memberdayakan para pengemudi ojek online maupun konvensional. Dengan catatan, karena masih di tengah Pandemi Covid-19, maka para pengendara ojek tersebut mesti diberi bekal pengetahuan tentang protokol kesehatan.
Bahkan dalam waktu dekat Ganjar bakal meneken MoU dengan operator ojek online maupun konvensional.
“Ini pemberdayaan yang kita sampaikan agar komoditas yang tersedia, namun distribusinya tidak lancar, sehinga pentingnya kerja sama dengan para transporter (ojek) untuk mempelancar distribusi. Bisa mobil maupun sepeda motor. Bahkan ada lapangan kerja baru. Tentu dengan pengelolaan yang lebih ketat,” tuturnya. (rs)