Home > HEADLINE > Jateng Terapkan Langkah Preventif Dan Promotif Tangani Covid-19

Jateng Terapkan Langkah Preventif Dan Promotif Tangani Covid-19

SEMARANG[Kampusnesia] – Selain mengedepankan langkah-langkah preventif dan promotif, Jawa Tengah bakal melakukan gerakan berbasis desa yang dinilai lebih efektif untuk menekan angka penularan dan menaikkan jumlah pasien Covid-19 yang sembuh.

Per 21 April 2020 ini jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi di Jawa Tengah merupakan terbanyak kelima di Tanah Air. Terdapat 373 pasien positif Corona dan tercatat 50 di antaranya telah dinyatakan sembuh.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan agar kasus penularan bisa ditekan, langkah utamanya adalah menerapkan langkah preventif dan promotif.

“Kalau treatment menurut saya yang paling penting itu tetep preventif, enggak bisa enggak, preventif promotif itu penting, pakai masker, dibawa kemana mana, kemudian jaga jarak itu rumus paling utama, cuci tangan, bersih, hidup sehat itu utama, butuh kesadaran bersama,” ujarnya, Selasa (21/4).

Menurutnya, saat ini terus intens komunikasi dengan para pasien terkonfirmasi. Selain menanyakan bagaimana kondisinya, juga untuk menyemangati karena kalau mental dan semangatnya membaja luar biasa akan semakin mempermudah untuk sembuh.

“Langkah berikutnya tentu dari sisi kedokteran, kita meyerahkan pada tim medis pada lab-lab agar mereka bersama mencari solusi. Saya berharap ada lembaga riset apakah perguruan tinggi, meneliti betul cari semacam vaksin, jadi ada sebagian dari negara ini untuk memikirkan soal itu, sehingga respon kita bisa lebih cepat untuk menangani pasien yang ada,” tuturnya.

Selain itu, tutur Ganjar, prinsip kesembuhan sebenarnya berada pada diri sendiri. Maka itulah pentingnya pencegahan, kelompok rentan diproteksi dulu sehingga yang sehat sehat ini persiapkan untuk melawan dia kuat.

Bahkan, lanjutnya, akan memperketat langkah-langkah tersebut, yakni preventif dan promotif, termasuk di pedesaan.

“Kita coba merapikan lagi ketika mencoba imbauan pada desa, desa respon bagus,, kemudian kita lihat bahwa masyarakat desa mulai paham menjaga bersama, menjaga mencatat orang keluar-masuk. Ini ikhtiar yang mucul dari literasi yang makin baik,” ujarnya.

Namun demikian, beban warga desa terus mengalami peningkatan dalam menangani Covid-19 ini. Maka perlu diawasi dan mesti dibantu, bahkan ada pengawalan pada pemerintah desa agar mereka tidak dilepas sendirian.

Kenapa desa?. Ganjar mengatakan karena desa memiliki basis yang bagus. Bahkan dia sudah menyiapkan skenario aksi yang akan diterapkan lebih kenceng agar ada supervisi baik dan monev (monitoring dan evaluasi) baik. Pemerintah desa hari ini, tidak hanya dihadapkan mencatat warganya yang dari luar kota, tapi memenuhi kebutuhan pangan, termasuk mengantisipasi tindak kriminal yang mulai muncul.

“Ini penting, mereka mulai ronda bersama, greget ini warming up yang baik. Harapan kita sistem pengendalian atau respon pandemi ini dengan berbasis masyarakat di desa,” tuturnya.

Langkah menerapkan sistem pencegahan berbasis desa tersebut diapresiasi oleh Tanto Sastroredja. Peraih doktor matematika Universitas Jacop Bremen Jerman tersebut mengatakan sistem yang sudah mengakar di desa bisa jadi jaring ampuh untuk mengamankan sisi ekonomi maupun sosial.

“Sistem-sistem yang sudah dimiliki di desa kita hidupkan dan gencarkan, lumbung pangan, gugur gunung atau gotong royong kalau perlu bisa kita terapkan sistem barter agar kehidupan masyarakat desa tetap menggeliat,” ujarnya. (rs)

* Artikel ini telah dibaca 15 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *