Wakil Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah Prof Dr Ahmad Rofiq MA
SEMARANG[Kampusnesia] – Sudah saatnya lembaga-lembaga pengelola zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) berkonsentrasi melakukan pendataan mustahiq atau penerima ZIS untuk menyempurnakan kualitas kerja-kerja sosialnya.
Wakil Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah Prof Dr Ahmad Rofiq MA mengatakan lembaga-lembaga pengelola ZIS selain menghimpun warga yang berpotensi menjadi Muzakki (orang berzakat) juga harus menghimpun data warga penerima yang valid .
“Keberadaan data penerima ZIS yang valid sangat dibutuhkan untuk menghindari penyaluran bantuan yang salah sasaran. Ketepatan mengalokasikan bantuan yang bersumber dari ZIS itu menjadi tolok ukur keberhasilan lembaga pengelola zakat dalam mengemban amanat,” ujar Prof Rofiq di Semarang, Senin (4/5).
Menurutnya, aktifitas penyaluran ZIS pada saat Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini sangat berpotensi memunculkan gejolak, apalagi jika penyalurannya dibagikan di satu tempat, pasti akan memunculkan kerumunan yang juga berpotensi menciptakan kegaduhan.
Selain itu, lanjutnya, juga melanggar protokol kesehatan, physical distance sebagai upaya untuk menghindari terjadinya kontak fisik dan nafas antar orang tidak terpenuhi.
Dia menambahkan satu-satunya jalan agar proses penyalurannya tidak menabrak rambu-rambu protokol kesehatan adalah pembagian dilakukan dengan door to door, atau diantar langsung kekediaman penerima ZIS.
Kalapun sudah memiliki data itu, tutur Prof Rofiq, untuk saat ini harus dilakukan validasi ulang terkait dengan kebijakan pemerintah dalam menangani wabah Covid-19. Berbagai langkah untuk memotong mata rantai penularan Corona yang ditempuh selama ini memunculkan warga terdampak, baik yang mengais nafkah di sektor formal maupun informal.
Warga terdampak ini tentu harus dimasukkan dalam list penerima donasi, meski dari sisi materi mungkin saja mereka menghadapi problem ketersediaan pangan.
“Karena itulah saat ini lembga-lembaga pengelola ZIS harus bekerja keras turun ke lapangan dan memanfaatkan jaringan untuk menghimpun data warga terdampak dan waga rentan ekonomi terbaru,” tuturnya.
Data baru yang sudah tervalidasi itu akan membantu dan memudahkan kerja lembaga agar donasinya tepat sasaran dan tidak menimbulkan efek samping. (smh)