Ketua FKUB Jawa Tengah KH Taslim Syahlan M Si
SEMARANG[Kampusnesia] – Terpilihnya KH Said Aqil Siradj (Ketua Umum PBNU) dan KH Haedar Nasir (Ketua Umum PP Muhammadiyah) sebagai Wakil Presiden Organisasi Lintas Agama se-dunia (Relegion of Peace) menjadi sinyal kuat bahwa kerukunan umat beragama di Indonesia telah mendunia
Ketua Forum Komunikasi Umat Betagama (FKUB) Jawa Tengah KH Taslim Syahlan M Si mengatakan terpilihnya kedua tokoh Islam Indonesia pada organisasi lintas agama se-dunia itu, menjadi sinyal kuat bahwa suasana kerukunan umat beragama di Indonesia semakin mendapat pengakuan dari dunia internasional.
“Semoga hal ini dapat menginspirasi para pegiat kerukunan beragama di tanah air untuk lebih bersemangat menjaga kerukunan di tanah air,” ujar kyai Taslim di Semarang, Rabu ( 6/5)
Menurutnya, terpilihnya kyai Said dan kyai Nasir sebagai Wakil Presiden agama-agama dunia dalam sidang ke-10 Relegion of Peace yang diikuti 900 tokoh agama dari 125 negara itu, sesungguhnya merupakan horizon baru yang akan menguatkan terwujudnya ekspektasi umat manusia untuk hidup damai di dunia global.
Selain itu, lanjutnya, kapasitas dan kapabilitas serta integritas ketokohan mereka menjadi garansi yang bisa diharapkan bagi perwujudan kedewasaan beragama di dunia. Dengan demikian maka substansi setiap agama yang menjadi perekat masyarakat dunia segera bisa dirasakan.
Dia menambahkan komitmen dan konsistensi keduanya akan menjadi pemantik yang strategis bagi terwujudnya arus moderasi beragama di dunia.
Dalam konteks ke Indonesiaan, tutur Taslim, kedua tokoh ini juga akan menjadi power bagi arus penguatan Kerukunan Umat Beragama di Nusantara yang kini menjadi harapan umat beragama di seluruh dunia yang mendambakan kerukunan meski pada masing-masing manusia melekat agama yang berbeda-beda.
Di tengah suasana pandemi Covid-19 ini, FKUB Jateng bersama FKUB Kabupaten/Kota se-Jateng tetap saling berinteraksi untuk bersama-sama menjaga kerukunan ditengah keterbatasan yang ada.
“Physical distance maupun social distance memang mengurangi aktifitas silaturahmi tatap muka antar pemuka agama yang menjadi media perekat kerukunan, namun hal itu bisa diatasi dengan menggunakan alat komunikasi yang ada sehingga tetap dapat menjaga kerukunan,” tuturnya. (smh)