SEMARANG[Kampusnesia] – Universitas Diponegoro (Undip) Semarang tengah berupaya mencarikan beasiswa dari 30 instansi yang bekerja sama dengan Undip, sebagai upaya untuk membantu mahasiswa yang kini kesulitan ekonomi dalam menempuh kuliah akibat pandemi Covid-19.
Bahkan muncul kabar ada sebanyak 300 mahasiswa Undip akan mengundurkan diri akibat kesulitan ekonomi pada masa pendemi Covid-19.
Kasubbag TU UPT Humas dan Media Undip, Utami Setyowati mengatakan kabar yang menyebutkan ada sebanyak 300 mahasiswa Undip mengundurkan diri itu, tidak benar.
“Informasi tersebut perlu diluruskan karena dapat menimbulkan salah persepsi, yang benar adalah setiap tahun terdapat 300-an mahasiswa yang mengeluhkan kesulitan ekonomi dalam menempuh kuliah di Undip,” ujarnya, Kamis (14/5).
Menurutnya, untuk mengatasi hal tersebut, pihak universitas kini berusaha mencarikan jalan keluar melalui beberapa macam cara, di antaranya dengan mencarikan beasiswa dari 30 instansi yang bekerja sama dengan Undip.
Selain itu, lanjutnya, juga dicarikan orang tua asuh, bantuan talangan alumni, dan juga kerja paruh waktu di kampus maupun instansi/perusahaan mitra Undip.
Dia menambahkan jumlah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa tiap tahun mencapai 6000-an. Pada 2020 ini, misalnya, jumlahnya mencapai 6.867 mahasiswa dengan total jumlah bantuan senilai Rp 65.555.116.667.
Sedangkan mahasiswa yang dicarikan orang tua asuh sekitar 80 orang, yang pelaksanaannya dikoordinir oleh dosen-dosen pada tiap prodi. Talangan alumni diberikan kepada sekitar 62 orang mahasiswa. Sementara kerja paruh Undip menyediakan 150 slot pekerjaan, belum termasuk asisten pada proyek-proyek penelitian.
Dengan demikian, tutur Utami, tersedia banyak jalan keluar bagi mahasiswa untuk tetap melanjutkan kuliah di Undip.
Dia menuturkan untuk masa tanggap darurat Corona berkaitan dengan kebijakan work/study from home, Undip juga menyediakan bantuan bagi mahasiswa yang masih bertahan di Semarang. Bantuan diberikan dalam bentuk pemberian sembako tiap dua minggu, yang diberikan kepada sekitar 900 mahasiswa.
Mereka biasanya adalah mahasiswa yang berasal dari luar Jawa dan luar negeri yang tidak bisa pulang karena berbagai macam persoalan seperti tidak beroperasinya moda transportasi, sedang menyelesaikan tugas akhir, atau memiliki penugasan khusus.
Selain itu, menuturnya, kampus juga memberikan kebijakan penurunan/ keringan pembayaran sampai penghapusan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa yang orang tuanya terkena dampak Covid-19. Mereka dapat mengajukannya melalui fakultas masing-masing. Saat ini sudah lebih dari 200 orang mahasiswa yang dikabulkan pengajuannya.
“Untuk memastikan akses pembelajaran daring, kampus juga memberikan bantuan pulsa 10 GB per bulan kepada semua mahasiswa yang mengajukan permohonan bantuan,” tutur Utami. (rs)