AMBARAWA[Kampusnesia] – DPRD Jateng meminta pemerintah dapat lebih tegas dalam menerapkan pembatasan sosial, sebagai upaya untuk pencegahan penyebaran Covid-19, mengingat masih banyaknya pemudik yang lolos dan peningkatan aktivitas di pasar tradisional menjelang Idul Fitri.
Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto mengatakan, angka positif Covid-19 di Jateng terus meningkat, akibat banyaknya pemudik dari luar kota, khususnya Jakarta yang lolos pulang kampung halaman di Jateng.
Menurutnya, penerapan larangan mudik yang diterapkan pemerintah tidak berjalan dengan baik, hingga menyebabkan banyak pemudik yang masuk ke Jateng ditengarai membawa virus Corona.
“Pemerintah masih kurang tegas menerapkan larangan mudik, banyak yang lolos sampai Jateng,” ujarnya usai memberi bantuan alat pelindung diri (APD) di RSUD Ambarawa, Kabupaten Semarang, Kamis (14/5).
Dia mengatakan pemerintah baik pusat maupun daerah seharusnya bisa mengantisipasi kenaikan kasus positif Corona dengan melakukan berbagai cara. Lolosnya pemudik juga harus diantisipasi oleh pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota.
“Hal lain yang perlu diantisipasi adalah peningkatan aktivitas di pasar tradisional menjelang Lebaran. Kan sudah diprediksi kalau Mei ini jadi puncak penyebaran Covid-19. Harusnya bisa diantisipasi. Kalau pasarnya penuh dan banyak yang tidak menerapkan protokol kesehatan, upaya pembatasan bisa gagal,” tutur Bambang Krebo panggilan akrab Bambang Kusriyanto itu.
Hingga Kamis (14/5), jumlah kasus positif Covid-19 di Jateng mencapai 1.108 orang. Sementara jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tembus 4.137 orang.
Bambang tidak sepakat jika PSBB diterapkan di Jateng, mengingat pemerintah kabupaten/kota tidak memiliki kemampuan yang sama dalam mengcover kebutuhan warganya.
“Kemampuan pemerintah kabupaten/kota di Jateng berbeda-beda. Intinya kalau harus mencover seluruh kebutuhan masyarakatnya saya rasa berat,” ujarnya.
Masing masing daerah, lanjutnya, memiliki karakteristik persoalan yang berbeda-beda sehingga penanganannyapun juga berbeda.
Sementara APD yang dibagikan kepada tenaga medis di RSUD Ambarawa berupa baju hazmat, masker kesehatan, masker kain, dan puluhan alat rapid test.
Dalam acara penyerahan bantuan itu juga dihadiri oleh Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha, Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bondan Marutohening dan seluruh anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Semarang.
Dirut RSUD Ambarawa Choirul menuturkan sebelumnya sebanyak 128 tenaga medis di RS tersebut telah dilakukan rapid test. Mereka terdiri dari perawat, radiografer, analis, hingga dokter spesialis.
“Hasil rapid test, ada empat yang positif. Namun setelah ditindaklanjuti dengan swab, hasilnya negatif Covid-19,” tuturnya. (rs)