PURWOREJO[Kampusnesia] – Hingga 2023 Pemprov Jateng menargetkan mengoperasikan tujuh koridor Trans Jateng, dari sebelumnya empat Koridor sudah dioperasikan sehak 2017.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap dengan terkoneksinya angkutan di berbagai wilayah tersebut mampu jadi pengungkit perekonomian dan pariwisata di wilayah Jateng.
Sampai saat ini, lanjutnya, Pemprov Jateng telah mengoperasikan empat koridor Trans Jateng meliputi koridor I rute Semarang – Bawen. Koridor II Semarang – Kendal, Koridor III rute Purwokerto – Purbalingga dan Koridor IV yang baru diluncurkan menjangkau wilayah Purworejo sampai Magelang.
Kepala Dinas Perhubungan Jateng Satriyo Hidayat mengatakan setelah keempat koridor diluncurkan, akan kembali menyusul koridor kelima yang akan dikucurkan pada Kamis (3/9) besok. Koridor tersebut akan melintasi Kawasan Subosukowonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten) rute Surakarta – Sragen.
“Hingga 2023 Pak Gubernur menargetkan ada tujuh koridor yang kita operasikan,” ujar Satriyo, usai peluncuran Trans Jateng Purwomanggung koridor IV, Selasa (1/9).
Menurutnya, untuk koridor enam akan dioperasikan di wilayah Semarang – Grobogan. Sementara untuk koridor ketujuh akan masuk ke kawasan industri baru di Kabupaten Batang.
“Dengan pengoperaian arma Trans Jateng itu, diharapkan akan mendukung konektivitas antar wilayah dan mempermudah akses masyarakat. Khususnya buruh dan pelajar,” tuturnya.
Sementara itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan dengan pengoperaian armada Trans Jateng itu akan jadi pengungkit perekonomian masyarakat. Bukan hanya di sektor industri dan perdagangan, tapi juga sektor pariwisata.
“Makanya rute yang kita lewati adalah kawasan-kawasan industri, perdagangan, pendidikan dan pariwisata. Agar daerah di sekitar itu bisa terkena dampak positif,” ujar Ganjar.
Mnurutnyua, keamanan dan kenyamanan pelayanan penumpang akan diutamakan. Caranya, dengan menjaga integritas operator. Pembinaan bagi sopir agar tidak kebut-kebutan serta bagi petugas agar mengutamakan kejujuran.
Selama beroperasi, armada bus Trans Jateng akan berjalan dengan kecepatan 30 – 40 Km/jam. Setiap di pemberhentian bus akan istirahat selama 30 detik. Setiap armada, akan memiliki selisih waktu 20 – 30 menit.
“Kalau ada sopir yang kebut-kebutan kita pecat. Karena mereka tidak dikejar target. Ini semua disubsidi,” tuturnya. (rs)