JAKARTA[Kampusnesia] – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Sub Holding Gas PT Pertamina (Persero) berhasil mempertahankan kinerja operasional yang cukup stabil selama masa Covid-19.
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan meski sempat terdampak signifikan akibat masa panedmi Covid-19, kinerja operasional PGN menunjukkan peningkatan yang positif hingga periode Agustus 2020.
“Volume distribusi gas meningkat dari Juli 2020 sebesar 787 BBTUD menjadi sebesar 819 BBTUD pada Agustus 2020. Anak Perusahaan PGN, PT Pertamina Gas (Pertagas) menyumbang 83 BBTUD dan PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) menyumbang 4 BBTUD. Sedangkan untuk volume transmisi meningkat dari bulan Juli 2020 sebesar 1.226 MMSCFD mencapai 1.257 MMSCFD pada bulan Agustus 2020,” ujar Rachmat pada keterangan resminya, Kamis (1/10).
Penyaluran gas bumi ke pelanggan industri, lanjutya, sesuai Kepmen ESDM 89K/2020 telah teralisasi 71% dari total alokasi. Pada Agustus 2020, realisasi tersebut meningkat menjadi 270 BBTUD dari 250 BBTUD pada Juli 2020.
Menurutnya, tekanan pandemi Covid-19 masih terasa pada perekonomian Indonesia dengan geliat yang lambat dan belum mengalami ekspansi pada Juli 2020, namun sudah mengalami perbaikan menuju stabiliasi.
“Hampir semua sektor industri pelanggan Kepmen ESDM 89K/2020, mulai Semester II 2020 sudah rebound dengan adanya relaksasi dari pemerintah ini. Bahkan, industri keramik sudah menyatakan akan menggenjot ekspor keramik dengan adanya stimulus kebijakan harga gas,” tutur Rachmat.
Dia mengharapkan dalam beberapa waktu ke depan industri bisa semakin tumbuh, sehingga ada peningkatan penyerapan gas. Optimisme PGN dalam melaksanakan Kepmen ESDM 89K/2020 juga diharapkan bisa menggerakkan produktivitas industri.
Dia menambahkan sedangkan untuk realisasi penyaluran gas untuk pelanggan Pembangkit Listrik sesuai Kepmen ESDM 91K/ 020 telah mencapai kurang lebih 77% dari total alokasi gas sebesar 315 BBTUD. Namun, pada Agustus 2020, realisasi penyaluran gas ke pembangkit listrik sesuai Kepmen ESDM 91.K/2020 mengalami penurunan sekitar 3%, karena ada penurunan permintaan energi listrik.
Rachmat menuturkan, pada 2020 PGN mengalokasikan anggaran belanja modal atau CAPEX sebesar US$ 300 juta hingga US$ 500 juta dan telah merealisasikan belanja modal (CAPEX) sebesar US$ 123 juta sampai dengan Agustus 2020.
Menurutnya, , CAPEX sebesar US$ 62 juta hingga Agustus 2020 dialokasikan untuk mendukung usaha hulu (upstream), sedangkan untuk bisnis hilir (downstream) sebesar US$ 58 juta dan pengembangan fiber optic sebesar US$ 3 juta.
“Pengembangan bisnis hulu meliputi pengembangan blok minyak dan gas, termasuk Lapangan West Pangkah dan Sidayu,” ujar Rachmat.
Perkembangan proyek West Pangkah saat ini, secara keseluruhan telah mencapai sekitar 82%. Sedangkan pada proyek Lapangan Proyek Sidayu, perkembangan pekerjaan fabrikasi pembangunan 2 platform sudah mencapai progres 78%.
Sementara pengembangan di bisnis hilir meliputi pembangunan Pipa Minyak Rokan, Pipa Transmisi Gresik – Semarang, pengembangan pipa distribusi, pipa distribusi Kuala Tanjung, dan pengembangan fiber optic. First Welding di Pipa Minyak Rokan telah dilakukan, dan ditargetkan COD penuh mulai Trimester I/2022.
PGN dalam perannya sebagai Sub Holding Gas, secara berkelanjutan akan menjalankan kegiatan operasional dan investasi agar dapat menciptakan multiplier effect perekonomian nasional. PGN senantiasa berusaha untuk menjangkau wilayah-wilayah ekonomi baru yang memiliki potensi ekonomi yang baik, termasuk menjaga kehandalan infrastruktur gas bumi.
Pada kondisi di tengah pandemi Covid-19, PGN juga turut mendukung program pemerintah dalam memulihkan perekonomian nasional, khususnya untuk industri tertentu, UMKM, jargas, dan pembangkit listrik. (rs)