SEMARANG[Kampusnesia] – Dukungan kepada pasangan calon (paslon) petahana Hendrar Prihadi – Hevearita Gunaryanti Rahayu (Hendi-Ita) yang akan bertarung dengan kotak kosong dalam Pilwalkot Kota Semarang 9 Desember mendatang terus mengalir.
Setelah mendapat dukungan dari Relawan Mentari yang sebagian besar para cendekia, akademisi, pengusaha, ulama, serta aktivis dengan latar belakang Muhammadiyah.
Kini Hendi-Ita mendapat dukungan dari Jaringan Kiai Milenial yang sebagian besar para ulama, kiai, akademisi, pengusaha, bu nyai, aktivis perempuan, LSM dan professional dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
“Kami mohon warga Kota Semarang, jangan lupa hari Rabu Wage, 9 Desember 2020 mendatang semuanya datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) mencoblos gambar Hendi dan Ita. Gambar kotak kosong jangan dicoblos,” ujar Koordinator Jaringan Kiai Milenial Kota Semarang Drs KH Ahmad Hadlor Ihsan, Rabu ( 7/10).
Jia Hadlor yang juga Pengasuh pondok pesantren Al-Islah, Mangkang Kulon, Semarang mengatakan hal itu ketika menerima silaturahmi Hendrar Prihadi dan Hevearita Gunaryanti Rahayu (Hendi-Ita), di kantor BMT NU Sejahtera Jalan Raya Semarang-Mangkang-Kendal Km 15 No.99, Tugu, Semarang.
Silaturahmi berlangsung dengan protokol kesehatan. Peserta dibatasi maksimal 50 orang, memakai masker dan cuci tangan sebelum masuk ruangan. Hendi dan Ita duduk berhadapan dengan para Kiai Milenial didampingi KH Hanief Ismail, KH Anasom dan H Muslikhan.
Kiai Hanief menuturkan lima tahun pembangunan Kota Semarang dibawah pimpinan Hendi-Ita terjadi sinergi yang luar biasa antara ulama, umara dan semua warga ‘’gumregah’’ ikut membangun kotanya. Pembangun sudut kota di mana-mana.
“Andai peraturannya membolehkan, khusus untuk Kota Semarang tidak perlu ada coblosan karena calonnya hanya satu pasangan. Langsung pelantikan saja. Kami mohon semuanya datang ke TPS untuk mencoblos gambar Hendi-Ita. Kotak kosong jangan dicoblos,” tuturya.
Hendrar Prihadi menyampaikan terima kasih atas dukungan Jaringan Kiai Milenial untuk terus memimpin pembangunan Kota Semarang lima tahun ke depan.
“Nahdlatul Ulama ini Organisasi Massa Islam terbesar tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. NU itu bandinganya sama dengan UN (United Nations) atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Bedanya UN urusannya hanya di dunia, NU urusanya sampai ke akhirat,” ujar Hendi sambil tertawa.
Mbak Ita panggilan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu itu mengatakan dia ditugasi membantu Mas Hendi menyelesaikan persoalan sosial menyangkut perempuan dan anak di Kota Semarang.
“Di wilayah barat Kota Semarang sudah dipersiapkan normalisasi Kali Beringin. Di tengah renovasi Masjid Raya Baiturrahman Simpanglima, rehab Masjid Agung Semarang (MAS) Kauman lengkap dengan alon-alonnya dan revitalisasi Pasar Johar dan Kangjengan. Ini akan menyatu menjadi wisata religi kebanggaan Kota Semarang,” tuturnya. (smh)