Home > HEADLINE > Lima Piringan Hitam Spesial Dewa Budjana Diberikan Ganjar

Lima Piringan Hitam Spesial Dewa Budjana Diberikan Ganjar

SEMARANG[Kampusnesia] –  Lima piringan hitam menjadi buah tangan gitaris group band Gigi, Dewa Budjana saat datang ke rumah dinas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Rabu (11/11) malam. Dewa yang datang ke Semarang untuk konser di salah satu lokasi, menyempatkan mampir untuk memberikan hadiah piringan hitam itu kepada Ganjar.

Bukan tanpa alasan pemilik nama asli I Gede Dewa Budjana ini memberikan piringan hitam yang terdiri dari lima album karyanya, yakni Mahandini, Home, Zentuary, Surya Namaskar dan Hasta Karma itu kepada Ganjar.

Menurutnya, figur Ganjar yang menarik menggugah hatinya untuk bertemu dan memberikan karya terbaiknya itu.

“Ini beberapa koleksi album saya, memang pengen kasih ke bapak sudah lama. Saya nggak pernah ngasih piringan hitam ini pada pejabat lain. Bapak baru pertama kali di luar kalangan musisi dan seniman yang saya kasih,” ujar Dewa.

“Wah saya merasa terhormat, terimakasih banyak, Bli,” tutur Ganjar.

Teh panas dan lumpia menemani obrolan gayeng keduanya. Mulai industri musik, nasib musisi di tengah pandemi hingga obrolan ringan lain termasuk kemajuan industri musik Indonesia.

Dewa Budjana menceritakan bagaimana ia harus belajar survive selama pandemi. Berbagai cara dilakukan demi bisa terus eksis dan berkreasi. Bahkan di tengah pandemi, dia tengah menggarap album solo terbarunya dan akan dirilis pada Februari.

Tak mau kalah, Ganjar juga menceritakan bagaimana berupaya membantu semua orang, termasuk seniman selama pagebluk ini. Salah satu program yang dilakukan adalah membuat Panggung Kahanan, live streaming konser musik kecil-kecilan yang digelar untuk manggung para seniman lokal sekaligus mengumpulkan donasi.

Dewa Budjana menuturkan sudah lama ingin memberikan piringan hitam hasil karyanya kepada Ganjar. Dia tidak memiliki alasan tertentu, apalagi alasan politis.

“Nggak tahu ya, saya kepingin saja. Saya kebetulan ke Semarang jadi mampir. Saya seneng saja lihat pak Ganjar, diantara pejabat lain, beliau yang saya kagumi. Saya nggak ada hubungannya dengan politik dan saya tidak berpolitik, cuma saya melihat pak Ganjar enak saja, figurnya asyik dan saya pengen kenal dengan beliau. Baru kali ini saya pengen kenal dengan pejabat,” ujarnya.

Dewa Budjana juga mengapresiasi langkah Ganjar yang sangat peduli pada seniman di masa pandemi. Dengan membuat Panggung Kahanan, Ganjar menurut Dewa bisa memberikan solusi terbaik bagi para pelaku seni.

“Itu sebuah ide yang sangat bagus, karena perhatian dari pejabat setempat untuk seniman harus begitu. Kalau nggak, siapa lagi. Kadang seniman dan pelaku seni itu butuh tempat mengadu dan meminta solusi,” tuturnya.

Kepada para musisi khususnya di Jawa Tengah, Dewa berpesan tidak boleh kalah dengan pandemi. Semuanya harus tetap berkarya dan yakin pasti akan ada jalan keluarnya.

“Nggak boleh diem, harus bikin karya terus. Yakin pasti akan ada jalan. Kondisi pandemi mengajarkan kita memulai sesuatu yang baru dengan baik,” aujarnya.

Ganjar sepakat dengan Dewa Budjana, bahwa pandemi memang mengajarkan semuanya untuk berubah. Jika konser tidak bisa digelar seperti biasanya, maka pertunjukan secara daring adalah pilihan.

“Intinya tidak boleh diam, harus terus berkarya bagaimanapun caranya,” tutur Ganjar.

Dia membenarkan pandemi membuat banyak seniman terdampak. Mereka yang tidak bisa manggung, banyak yang demo dan tidak terima dengan keadaan ini.

“Ya saya bilang, kita mesti berubah. Intinya semua harus dilakukan agar tetap survive. Ari Lasso saja nyambi jualan siomay, Anang mau jadi youtuber dan lainnya. Benar kata mas Dewa Budjana ini, seniman tidak boleh diam meski kondisi sulit. Semoga semua bisa terinspirasi,” ujarnya. (rs)

* Artikel ini telah dibaca 54 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *