SEMARANG[Kampusnesia] – Penanganan cidera atlet/pemain harus benar-benar tepat agar bisa kembali pada performanya. Terkadang, pemain/atlet mengalami trauma setelah mengalami cidera cukup serius dan harus naik ke meja operasi.
dokter Robin Novriansyah, SpB SpOT(K) MSi Med mengatakan metode kinesotapping, bisa memaksimalkan penanganan cidera pasca operasi agar atlet/pemain lebih percaya diri lagi untuk bertanding/berlomba.
”Yang harus diperhatikan adalah penanganan pasca operasi. Adanya rasa takut kembali cidera yang bisa menghambat si atlet/pemain bisa kembali pada performa terbaiknya. Operasi, hanya membantu 30-40%, sisanya adalah pasca operasi seperti fisioterapi dan membangun mental,” ujarnya saat Workshop Kinesiotapping KONI Kota Semarang di Hotel Noormans Semarang, Minggu (22/11).
Kinesiotapping, tutur Robin, bisa membantu pemulihan cidera atlet. Karena itu, fisioterapis dan pelatih harus menguasai teknik ini. Jadi, tugas pelatioh tidak hanya memberikan program kepada atlet/pemain didikannya di sisi lain, harus bisa mengetahui kondisi atlet/pemain.
”Jadi menangani cidera atlet butuh sebuah tim. Tidak bisa personal,” tutur Robin.
Pebasket putri Kota Semarang Yuni Anggraeni menuturkan kinesiotapping sangat membantu performanya pasca operasi ACL usai tampil di SEA Games 2017 Malaysia. Terpenting, lanjutnya, pemain Klub Sahabat itu, mengatasi rasa takut pada diri sendiri.
“Tapi rasa trauma itu berkurang seiring waktu. Memang ada rasa takut cidera lagi usai operasi. Aku banyak sharing dengan pebasket lain, ada yang lebih meningkat performanya usai operasi dan menggunakan kinesiotapping. Kalau saya ada penurunan,” ujar Yuni.
Wakil Ketua I KONI Kota Semarang Herus Supriyono mengatakan workshop ini sebagai upaya meningkatkan kualitas insan olahraga Kota Semarang, mengingat penanganan cidera atlet beda dengan orang awan.
”Kinesiotapping sudah berkembang di dunia olahraga. Hanya saja, masih banyak pelatih yang belum mengetahui secara benar teknik ini,” tutur Heru.
Dia juga mengingatkan tentang tekad KONI Kota Semarang yang berupaya maksimal melahirkan atlet-atlet berprestasi internasional.
Bahkan, Kadispora Kota Semarang Suhindoyo berpesan kepada para peserta untuk memanfaatkan workshop, sehingga prestasi maksimal para atlet benar-benar bisa diraih dan membawa harum nama Kota Semarang. (rs)