Home > HEADLINE > Negara Tidak Boleh Kalah Dengan Aksi Ancam Persatuan Dan Kesatuan Bangsa

Negara Tidak Boleh Kalah Dengan Aksi Ancam Persatuan Dan Kesatuan Bangsa

JAKARTA[Kampusnesia] –  Negara harus bersikap tegas dan tidak boleh ragu demi menyelamatkan bangsa dan negara. Bahkan negara tidak boleh kalah dengan aksi individu , kelompok maupun golongan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

Ketua Umum DPP LVRI Mayjen TNI (Purn) Saiful Sulun mengatakan LVRI  berharap agar negara bersikap tegas dan tanpa ragu demi penyelamatan bangsa dan negara. Negara tidak boleh kalah dengan aksi individu, kelompok maupun golongan yang jelas mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

“Mari kita jaga dan bangun negeri ini menjadi lebih maju dan jaya sepanjang masa,” ujar Saiful Sulun dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke – 64 LVRI di Jakarta, Sabtu (2/1) lalu.

Menurutnya, LVRI sebagai wadahnya para pejuang selalu mengingatkan kepada semua pihak agar tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan berpegang teguh kepada Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika.

LVRI berdiri, lanjutnya, bermula dari prakarsa penyatuan bekas laskar pejuang bersenjata pasca perang kemerdekaan, dimana berbagai utusan laskar pejuang bersenjata bersepakat melebur diri dalam satu wadah organisasi yaitu Legiun Veteran RI (LVRI).

Dia menambahkan mulai saat itu semua laskar melepas identitas nama laskar pejuang kecuali menyebut dirinya sebagai veteran pejuang kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI). Pembentukannya dijiwai oleh semangat mempertahankan kemerdekaan, membangun persatuan dan kesatuan serta tetap tegaknya kedaulatan NKRI.

Sejalan dengan semangat itu, tutur Saiful Sulun, tema peringatan HUT LVRI kali ini, adalah “Bersama Masyarakat, LVTI Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,”  tema ini dipilih untuk mengaktualisasi semangat Kebhinekaan sekaligus untuk mengingatkan seluruh anak bangsa bahwa negeri ini merdeka berkat perjuangan seluruh rakyat yang terdiri dari berbagai golongan, suku, agama, dan ras.

Dia menuturkan apa yang menjadi cita-cita luhur bangsa ini, tidak selamanya berjalan sesuai apa yang diharapkan di antaranya akibat diabaikannya Bhinneka Tunggal Ika sebagai pengikat kokohnya NKRI oleh kelompok tertentu.

“Suasana kebangsaan yang damai penuh toleransi menjadi terusik oleh sikap yang ingin memaksakan kehendaknya, mereka sama sekali tidak memiliki rasa terima kasih dan mengabaikan jerih payah para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan,” tuturnya. (smh)

* Artikel ini telah dibaca 109 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *