Home > HEADLINE > Ganjar Mengapresiasi Tema Yang Diusung Musda MUI Jateng Ke-X

Ganjar Mengapresiasi Tema Yang Diusung Musda MUI Jateng Ke-X

SEMARANG[Kampusnesia] – Sinergitas antara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah selama ini sudah berlangsung baik. Khususnya dalam mencari solusi dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di Jawa Tengah seperti masalah sosial dan pengentasan kemiskinan.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) ke-10 MUI Jawa Tengah di Hotel Grazia, Semarang, Rabu (7/4).

Musda MUI Jateng yang mengusung tema “Memantapkan Peran MUI sebagai Mitra Strategis Pemerintah dalam Mewujudkan Islam Wasathiyah untuk Keadilan dan Pengentasan Kemiskinan dilaksanakan secara luring dan daring dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Saya mengapresiasi karena temanya ini pengentasan kemiskinan sehingga in line dengan yang kemarin Baznas lakukan,” ujar Ganjar.

Dia mengatakan sinergitas ulama dan umaro di Jawa Tengah dalam konteks penyelesaian persoalan juga berjalan baik. Artinya ketika kemudian ada problem atau persoalan tidak terpecahkan alias muncul kebingungan maka ulama menjadi tempat untuk bertanya. Ulamalah yang kemudian bisa memberikan arahan, tentunya dengan ilmu agamanya.

“Ini memang bukan hanya sekarang tetapi sudah berkali-kali kita berkomunikasi. Kalau ada persoalan di Jawa Tengah, saya biasanya kalau tidak bisa menyelesaikan apalagi terkait dengan agama pasti saya matur (bilang) kepada ulama dan kiai. Demikian juga ketika dari TNI, Polri, dan Intelijen ada informasi yang ini sepertinya tokoh agama harus ngendikan (berbicara) maka saat itu kita feeding,” tuturnya.

Salah satu contohnya adalah adanya tema yang sama dalam khotbah Jumat di seluruh Jawa Tengah. Bahkan belum lama ini Ganjar bersama MUI Jawa Tengah serta perguruan tinggi, sekolah, dan pondok pesantren bertemu untuk berdiskusi dan merumuskan pola pendidikan yang tepat, khususnya dalam menangkal radikalisme.

“Inilah cara kita bersinergi dan kita harapkan ini terus berlanjut dalam menyelesaikan masalah yang ada di Jawa Tengah sehjngga suasana adem dan kondusif. Itu bisa membuat orang happy, senang dan bahagia tinggal di Jawa Tengah,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua MUI Pusat Miftachul Akhyar menuturkan pada era disrupsi seperti ini majelis ulama memiliki peran penting untuk terus memberikan solusi dan penerangan kepada masyarakat. Musda MUI Jateng diharapkan juga mempersiapkan situasi atau tantangan ke depan.

“Bisa memberikan solusi dan dorongan yang baik bagibumat. Kiprah ulama diharapkan untuk memberikan solusi dunia. Maka kita harus kerahkan segenap kemampuan untuk menghadirkan program yang baik dan menjadi solusi yang dinantikan oleh umat Indonesia bahkan dunia,” tuturnya.

Menurutnya, dalam menghadapi bonus demografi yang terjadi, majelis ulama juga bisa memberikan arahan dan mengisi kecerahan jiwa dan hati masyarakat.

“Kalau hanya kepintaran atau kecerdasan otak saja tanpa diimbangi kecerdasan jiwa dan hati bisa saja bonus demografi berubah menjadi bencana demografi,” ujarnya. (rs)

* Artikel ini telah dibaca 29 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *