Home > EDITOR'S CHOICE > Antara Popularitas, Elektabilitas dan Kinerja

Antara Popularitas, Elektabilitas dan Kinerja

      Oleh:  Gunawan Witjaksana

Meski Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres & Pilwapres) masih cukup lama, namun para elit politik yang hasil survei popularitas dan elektabilitasnya tinggi, tampak mulai pasang kuda-kuda.

Ada yang terang- terangan dengan memasang baliho di berbagai wilayah, hingga yang masih malu-malu dengan cara para elit partai politik (parpol) membuat pernyataan di media dengan menyebut adanya desakan akar rumput yang mendesak elit partainya untuk mencalonkan diri, bahkan sudah ada pula para elit parpol saling melakukan pendekatan serta penjajakan.

Semua itu, tentu sah-sah saja, karena waktu yang diperlukan untuk berkomunikasi hingga mampu mengambil hati rakyat calon pemilih sangatlah panjang dan lama, sehingga tidaklah mungkin mereka menunggu ditetapkan parpol atau koalisi parpol secara resmi mencalonkannya.

Pertanyaannya, strategi komunikasi apa yang tepat, agar popularitas serta elektabilitasnya tetap terjaga, atau bahkan terus meningkat?.

Keajegan, Keseringan dan Kedalaman

Bila kita melihat hasil survei, tampaknya mereka yang cukup populer itu adalah mereka yang telah lama malang melintang di dunia perpolitikan di tanah air.

Poin lain yang juga mendongkrak nama mereka adalah jabatan yang mereka emban, utamanya di bidang eksekutif.

Ini lebih menguntungkan karena berbagai media lebih sering meliputnya.

Agak beda kondisinya dengan pejabat bidang legislatif, yang meskipun berkedudukan sebagai Ketua atau Wakil Ketua sekali pun.

Belum lagi citra legislatif yang saat ini kurang baik di mata rakyat. Sebaliknya kinerja eksekutif, baik Menteri atau pun Gubernur lebih mudah dinilai masyarakat, bahkan masyarakat lebih merasakannya.

Pada kinerja yang dinilai baik, hal itu gaung komunikasinya jauh lebih nyaring dibanding wacana.

Sedang untuk legislatif, lepas dari citranya , kinerjanya tidak diketahui serta dirasakan rakyat, karena tekanannya memang hanya pada penyusunan dan persetujuan UU, Pengawasan, serta Penganggaran saja, yang sangat normatif.

Mesin Parpol dan Timses

Karena itu, beberapa waktu terakhir ini bermunculanlah tim- tim sukses (Times) atau apa pun istilah yang mereka gunakan, yang tujuannya meningkatkan popularitas serta elektabilitasnya.

Tujuannya selain merebut hati rakyat calon pemilih, sekaligus meyakinkan parpol atau gabungan parpol, dengan harapan pada saatnya kelak akan mengusungnya.

Yang jelas, bagi para elit politik yang masih terkesan malu, setengah malu atau terang- terangan, mulai saat ini mereka dan timsesnya terus berupaya mengambil hati rakyat calon pemilih dengan melakukan sosialisasi program secara intens, sambil menunjukkan kinerjanya  dengan melayani rakyat dengan sebaik- baiknya.

Selain itu, terus berupaya mengetahui apa yang dibutuhkan rakyat secara riil dan bukan hanya atas persepsi para elit itu sendiri.

Akhirnya, semua akan kembali pada para elit yang telah populer, memiliki elektabilitas yang memadai, serta kecermatan para elit parpol dalam memilih serta menentukan  para calonnya, tentu dengan harapan calonnya  akan memenangkan pemilihan serta membawa Indonesia ke arah yang lebih maju.

Drs Gunawan Witjaksana, M.Si Dosen Tetap Ilkom USM dan Dosen Tidak Tetap Stikom Semarang dan Ilkom Udinus

* Artikel ini telah dibaca 125 kali.
Gunawan Witjaksana
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang. Pengamat komunikasi dan media.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *