SEMARANG[Kampusnesia] – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mendorong kabupaten/kota untuk melakukan percepatan vaksinasi berbasis desa, hingga diharapkan target vaksinasi bisa tercapai.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo usai rapat penanganan Covid-19 di kantor Gubernuran, Senin (11/10).
“Hingga saat ini vaksinasi Covdi-19 di Jawa Tengah rata-rata sudah 49,5%. Ada daerah yang sebagian di bawah 50%, tapi juga banyak yang sudah di atas 70%,” ujar Yulianto Prabowo.
Menurutnya, daerah yang cakupan vaksinasi Covid-19 di atas 70%, di antaranya Kota solo, Kota Salatiga, Kota Magelang, Kota Semarang, Kota Tegal, Karanganyar, Klaten, dan Sukoharjo. Namun masih ada daerah yang cakupan vaksinasinya di bawah 50%. meliputi Banyumas, Rembang, Purworejo, Kebumen, Blora, Pekalongan, Kabupaten Tegal, Kabupaten Magelang, Temanggung, Cilacap, Banjarnegara, Pemalang dan Brebes.
“Yang di bawah 50% tidak semuanya karena faktor ketersediaan vaksin, tapi juga percepatan pelaksanaannya, sehingga yang masih rendah kita dorong untuk melakukan suatu percepatan secara simultan berbasis pada desa. Jadi, kalau berbasis des aitu sangat bagus,” tuturnya.
Yulianto menambahkan, vaksinasi Covid-19 berbasis desa sangat efektif untuk percepatan dan pemerataan. Baik yang total maupun lansia.
“Maka konsep vaksinasi berbasis des itu sangat bagus sekali, karena semua faskes bergerak Bersama. Kedua, lansia mudah aksesnya dan bisa jemput bola. Seperti di beberapa tempat yang sudah melakukan ini, di Boyolali ternyata cukup bagus baik total maupun lansia,” ujarnya.
Sejauh ini, pihaknya menyebut mampu menyuntikkan vaksin sekitar 2,5 juta per minggu. Bahkan minggu ini Jawa Tengah menerima 2,6 juta dosis vaksin.
“Semoga ini bisa diselesaikan, sehingga angka vaksin bisa tinggi,” tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menuturkan vaksinasi Covid-19 menjadi syarat status level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sehingga, kabupaten/kota yang masih di bawah 50% untuk segera melakukan percepatan.
“Alhamdulillah kondisi membaik. Tapi memang ada beberapa daerah kondisi levelnya naik, karena ada satu syarat yaitu vaksinnya kurang,” ujarnya.
Dia meminta kabupaten/kota yang masih di bawah 50% untuk menghitung dan melaporkan berapa vaksin yang dibutuhkan. Bahkan Ganjar mengaku akan meminta vaksin secara langsung ke Kementrian Kesehatan khusus untuk daerah di Jawa Tengah yang masih berada di bawah angka 50%.
“Kita pastikan kabupaten/kota di bawah 50%n untuk menghitung berapa kebutuhannya untuk berapa hari minimal untuk satu minggu. Kami akan minta ke Kementrian Kesehatan khusus daerah di bawah 50%, agar bisa dilakukan percepatan,” tuturnya. (rs)