JAYAPURA[Kampusnesia] – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menyayangkan pemberitaan di media massa yang menyebut dirinya tidak mau menemui Ketua Pengprov Pertina Papua, Ricky Ham Pagawak, untuk membahas hasil pertandingan Jateng melawan Papua dalam PON XX Papua.
Dia mengatakan tidak dapat melihat pertandingan tinju yang digelar pada hari Rabu (13/10) tersebut karena sedang mengunjungi Kampung Arso, Kabupaten Keerom, untuk mengikuti Maulid Nabi.
“Saat pertandingan tinju itu, saya sedang perjalanan ke Arso, menghadiri acara Maulid Nabi. Di sana sampai hotel sekitar pukul 01.30 WIT dinihari. Bahkan tidak ada yang konfirmasi ke saya terkait pertemuan itu,” ujar Taj Yasin, Jumat (15/10).
Kemudian pada hari Kamis (14/10), Taj Yasin melihat pertandingan Karate serta melakukan silaturahim dengan beberapa tokoh agama di Papua.
“Hari Kamis, kami lihat pertandingan Karate, dan menjenguk salah satu atlet yang mengalami cedera pada hidungnya. Kemudian, kami lanjutkan bersilaturahim dengan PWNU Papua, MUI Papua, serta Takmir Masjid Raya Papua. Di situ kami berdiskusi terkait rencana pemberian bantuan ke Masjid Raya Papua. Malamnya kami ke Ponpes Nurul Anwar, Sentani untuk perayaan Maulid Nabi. Pagi ini, baca berita kok begini,” tuturnya.
Menurutnya, dirinya sudah mengetahui adanya kabar kericuhan dalam Partai final yang berlangsung di GOR Cenderawasih. Namun, enggan berkomentar lantaran kurang memahami duduk permasalahannya.
“Saya juga tidak ingin nantinya malah bisa memperkeruh persoalan yang sudah terjadi. Makanya, saya diam saja dan memperhatikan masalah tersebut,” ujarnya.
Hasil pertandingan, Taj Yasin menyerahkan semuanya kepada panitia PON XX Papua. Menurutnya, persoalan ini menjadi ranah dan kewenangan panitia, sehingga, hal tersebut tidak bisa diintervensi oleh pemerintah daerah.
Meski demikian, tutur Ta Yasin, pihaknya sangat terbuka apabila ada diskusi mengenai hasil pertandingan tersebut.
“Panitia ini kan bekerja secara profesional, sehingga pemda tidak bisa mengintervensi jalannya pertandingan. Namun kami terbuka kalau ada diskusi soal ini,” tuturnyaa.
Diinformasikan, pada pertandingan final tinju kelas berat di GOR Cenderawasih antara atlet Papua, Kevin K Amanupunjo melawan atlet Jawa Tengah, Willis Boy Riripoy, berakhir ricuh.
Kericuhan bermula pada ronde ketiga pertandingan saat Wilis mengalami cedera setelah mendapat pukulan dari Erico di bagian pelipis. Diketahui bahwa pelipis Wilis robek. Wasit, Royke Waney, kemudian menghentikan pertandingan dan meminta dokter ring untuk memeriksa luka Wilis.
Setelah melakukan pemeriksaan, dokter yang memeriksa Wilis memberikan kode agar pertandingan dihentikan. Namun, wasit Royke mengangkat tangan Willis sebagai pemenang. Hal itu lantas membuat kubu Papua tak terima hingga berbuntut kericuhan. (rs)