Home > HEADLINE > Upaya Perluasan Digitalisasi Jadi Tantangan Layanan Kesehatan Program JKN-KIS

Upaya Perluasan Digitalisasi Jadi Tantangan Layanan Kesehatan Program JKN-KIS

JAKARTA[Kampusnesia] –   Kondisi pandemi Covid-19 menuntut seluruh aspek kehidupan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang terjadi, termasuk dalam aspek pelayanan kesehatan.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti mengatakan pemanfaatan digitalisasi dalam layanan kesehatanpun tidak dapat dielakkan.

“BPJS Kesehatan juga senantiasa mendorong penerapan digitalisasi pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Namun dalam pelaksanaannya, masih terdapat sejumlah tantangan diantaranya ketersediaan akses jaringan komunikasi data, sarana dan prasarana dan tentu bagaimana efektivitas dan mutu atas layanan yang diberikan. Untuk itu sangat diperlukan kolaborasi antara semua pihak untuk menjawab tantangan tersebut,” ujarnya dalam Kegiatan Pertemuan Nasional Fasilitas Kesehatan 2021, Kamis (28/10).

Menururtnya, layanan digital yang diterapkan tentu akan berdampak pada efisiensi dan efektivitas biaya karena proses bisnisnya menjadi lebih sederhana. BPJS Kesehatan telah mengembangkan berbagai inovasi dan terobosan berbasis teknologi informasi untuk menunjang penyelenggaraan Program JKN-KIS.

Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Achmad Yurianto menuturkan berbagai terobosan layanan kesehatan berbasis teknologi informasi yang dikembangkan BPJS Kesehatan dan  diharapkan dapat berdampak pada kualitas layanan, penguatan sarana dan prasarana, serta perubahan budaya dan perilaku masyarakat di era digitalisasi.

“Pandemi Covid-19 mendorong kita untuk berbenah dalam pemanfaatan teknologi informasi. Digitalisasi bukan barang baru namun merupakan keharusan. Bahkan tantangannya bukan hanya pada sisi infrastruktur, tetapi juga menyentuh perubahan perilaku dan budaya untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi. Sehebat apapun yang dibangun tanpa peran aktif dan perubahan budaya individu tidak akan terwujud,” tutur Yurianto.

Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy dalam keynote speech mengatakan, tantangan digitalisasi layanan harus didukung oleh kualitas pengelolaan data. Validasi data yang dibentuk bagi pengelola layanan digital harus bisa dipertanggungjawabkan serta berkualitas.

“Dengan begitu manfaat dari digitalisasi layanan diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kualitas layanan. Lebih jauh, dengan kualitas data yang mumpuni akan membentuk Big Data yang berkualitas dan membantu Pemerintah dalam menyusun berbagai kebijakan ke depannya,” ujarnya.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh fasilitas kesehatan, asosiasi fasilitas kesehatan, serta asosiasi profesi secara daring ini, Direktur Mutu dan Akreditasi Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Kalsum Komaryani, menjelaskan berbagai upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan menjawab tantangan digitalisasi bidang kesehatan di Indonesia. Menurut Kalsum, pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang kesehatan telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan.

“Isu ketahanan kesehatan di masa pandemi Covid 19 memang salah satu fokus Kementerian Kesehatan saat ini. Digitalisasi menjadi peluang untuk memutus rantai penularan virus, dari sisi pembiayaan juga lebih efektif. Ketersediaan regulasi salah satu tantangan dalam implementasi digitalisasi layanan kesehatan,” tutur Kalsum.

Plt Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail menyebut Pemerintah terus berupaya menghadirkan infrastruktur jaringan sampai ke pelosok wilayah Indonesia. Pemerintah kini tidak hanya bisa menunggu perusahaaan operator, namun juga berinisiatif dan telah menganggarkan pembangunan jaringan internet (signal 4G) seluruh desa di Indonesia. Targetnya akhir 2022 seluruh desa di Indonesia sudah dapat mengakses signal 4G.

“Upaya tersebut diharapkan juga akan mengakomodir kebutuhan jaringan internet seluruh fasilitas kesehatan. Kominfo bekerja keras menuntaskan isu infrastruktur ini. Namun kami mengimbau, bahwa pimpinan fasilitas kesehatan juga mulai membangun kultur digitalisasi ini di wilayahnya,” ujar Ismail.

BPJS Kesehatan, terus melakukan upaya perbaikan layanan melalui digitalisasi layanan kesehatan di antaranya dengan mengurangi antrean pelayanan melalui pemanfaatan face recognition dan teknologi artificial intelligence, antrean elektronik yang terkoneksi dengan aplikasi Mobile JKN, display informasi ketersediaan tempat tidur, display informasi jadwal operasi di rumah sakit dan yang terbaru adalah simplifikasi rujukan pelayanan hemodialisa serta thalasemia di rumah sakit. Dari sisi administrasi klaim, BPJS Kesehatan juga telah mengembangkan e-Claim Primer, Virtual Claim (V-Claim), Verifikasi Digital (Vidi), dan Digitalisasi Audit Klaim (Defrada).

Dalam pertemuan tersebut, BPJS Kesehatan juga memberikan apresiasi kepada fasilitas kesehatan paling berkomitmen terhadap mutu pelayanan bagi peserta JKN-KIS, sebagai berikut:

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama :
a. Kategori Puskesmas :
1. Puskesmas Kecamatan Ciracas, Kota Jakarta Timur
2. Puskesmas Temon I, Kabupaten Kulon Progo
3. Puskesmas Plaju, Kota Palembang
b. Kategori Klinik Pratama :
1. Klinik Citra Media 2, Kota Medan
2. Klinik Mercubaktijaya, Kota Padang
3. Klinik Amalia, Kabupaten Muara Enim
c. Kategori Dokter Praktik Perorangan :
1. Dr. Mutiara Dian Puspita Rini, Kabupaten Kudus
2. Dr. Wiyogo, Kota Medan
3. Dr. Fauzul Wildan Suaidi, Kota Batu
d. Kategori Dokter Gigi :
1. Drg. Suhodo, Kabupaten Temanggung
2. Drg. Anjar Ariansyah Sejati, Kota Jayapura
3. Drg. Juniati Bandaso, Kabupaten Toraja
e. Kategori RS D Pratama :
1. RSP Gerbang Sehat Mahalu, Kabupaten Mahakam Ulu
2. RSUD Pratama Reda Bolo – Kabupaten Sumba Baray Daya
3. RS D Pratama Kabupaten Nias Utara, Kabutapen Nias Utara

Rumah Sakit :
a. Kategori RS Tipe A :
1. RSU Bhayangkara Tingkat I R Said Sukanto, DKI Jakarta
2. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung
3. RS Jiwa Tampan, Pekanbaru
b. Kategori RS Tipe B :
1. RSUD Kabupaten Jombang, Jawa Timur
2. RSUD Budhi Asih, DKI Jakarta
3. RSUD Dr. Rubini Mempawah, Kalimantan Barat
c. Kategori RS Tipe C :
1. RSU Pamanukan Medical Center, Jawa Barat
2. RSU Islam Kustati, Jawa Tengah
3. RSUD Dr. Rubini Mempawah, Kalimantan Barat
d. Kategori RS Tipe D :
1. RS Islam Aisyiyah Nganjuk, Jawa Timur
2. RS PKU Muhammadiyah Sragen, Jawa Tengah
3. RSU Permata Blora, Jawa Tengah
e. Kategori Khusus
1. Kategori Presentasi Terbaik – RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung
2. Kategori Kerjasama Terbaru – RS Provita Jayapura.  (rs)

* Artikel ini telah dibaca 28 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *