SEMARANG[Kampusnesia] – Arus ekpor Jateng periode Septembe 2021 mengalami kenaikan mencapai senilai US$ 1.025,66 juta, sementara arus impor turun senilai US$ 261,39 juta, dibandingkan bul;an sebelumnya, hinga neraca perdagangan luar negeri Jateng surplus US$149,68 juta.
Berdasarkan data ekspor dan impor yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, data ekspor Jateng mengalami surplus yang paling tinggi selama 3 tahun terakhir.
Pelaksana tugas (Plt) BPS Jateng Sentot Bangun Widoyono mengatakan peningkatan ini seiring terkendalinya kasus Covid-19 disertai perbaikan ekonomi.
“Ini menunjukan besarnya permintaan dari rest of the world atau luar negeri,”ujar Sentot, Selasa (2/11).
Menurutnya, data dengan capaian ekspor September US$1.025,66 juta itu mengalami peningkatan 6%, jika dibanding kinerja ekspor Agustus 2021 yang tercatat hanya US$967,60 juta. Bahkan, jika dibanding September 2020, kenaikannya mencapai 40,18%. Tercatat, total ekspor migas dan non migas September 2020 mencapai senilai US$ 731,66 juta.
Sentot menambahkan ada lima barang yang menyumbang kenaikan ekspor, di antaranya kayu dan barang dari kayu, alas kaki, produk kimia, pakaian dan aksesorisnya (rajutan), dan sayuran.
“Secara demand (permintaan), peningkatan ekspor terbesar produk Jateng ke negara Tiongkok sebesar US$ 22,47 juta, Jepang US$ 22,29 juta, Amerika Serikat US$ 20,99 juta, India US$ 6,75 juta, dan Taiwan US$ 5,07 juta,” tuturnya.
Jika dilihat kinerja ekspor non migas Januari-September 2021, total ekspor Jateng telah mencatatkan US$7 262,31 juta. Pasar terbesar dari perdagangan luar negeri meliputi Amerika Serikat sebesar US$ 2.900,58 juta atau 39,94%, disusul dengan Jepang, Tiongkok, Uni Eropa dan Asean.
Sedangkan kinerja impor Jateng September 2021 mencapai US$ 875,98 juta. Nilai tersebut turun US$ 261,39 juta atau 22,98% jika dibanding Agustus 2021. Sementara, dibandingkan periode sama tahun lalu, impor Jateng naik US$ 156,34 juta atau 21,72%. (rs)