Kampusnesia.com, Semarang Jawa Tengah – Pendidikan adalah salah satu tolak ukur sumberdaya manusia, jika sumberdaya manusianya sangat baik maka prilaku yang lainnya akan menjadi baik pula, sehingga setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan dasar bukan hanya menjadi hak warga negara, sesua amanat Undang Undang pada pasal 31 Ayat 1 UUD 1945. Salah satu Tantangan ini dihadapi oleh lembaga PKBM Bangun Bangsa yang berada dikomplek Perum Korpri Kelurahan Bangetayu Kulon, kota Semarang Jawa Tengah
Pendidikan Non Formal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat( PKBM) menjadi sarana solusi masyarakat untuk mengejar ketertinggalan mendapatkan ijazah setara dengan Ijazah yang dikeluarkan oleh Negara pada umum nya.
Salah satunya H. Aguh Faroyo, selaku kepala sekolah sekaligus pengelola di PKBM Bangun Bangsa, Kelurahan Bangetayu Kulon, Semarang Jawa Tengah. PKBM semenjak didirikan tahun 2009, Menurutnya masyarakat yang mendaftar di PKBM Bangun bangsa tidak ada yang buta huruf tetapi mengejar ketinggalan mendapatkan ijazah yang dulu sempat putus sekolah.
H.Aguh Faroyo mengatakan peserta didik yang tergabung dalam program belajar di PKBM Bangun Bangsa terdiri dari berbagai jenjang usia yang sudah tidak muda lagi seperti remaja dan dewasa yang usianya sudah mencapai 50 tahun ke atas
“Sehingga pendidikan kesetaraan guna berupaya membantu masyarakat untuk kesejahteraan kehidupanya seperti contoh pada paket C, setara dengan jenjang SMA atau MA ” kata H.Aguh Faroyo
Di tahun 2022 ini, PKBM Bangun Bangsa telah meluluskan 56 siswa dan yang tidak lulus 6 siswa, berbagai jenjang kesetaraan seperti kejar paket A (setara SD dan MI), kejar paket B (setara SMP dan MTs), dan kejar paket C (setara SMA dan MA), Pendidikan ketrampilan, Kelompok Belajar Usaha, Pendidikan Kecakapan Hidup
Melalui program belajar mengajar di wilayah Kota Semarang cukup baik dan fasilitas penunjang pendidikan sudah bisa digunakan untuk aktivitas belajar mengajar
Kendala yang ditemui yaitu saat pandemic Covid-19 terutama di kegiatan belajar mengajar kurang efektif menggunakan system daring melalui smartphone dan buku modul, serta menggunakan system luring yaitu tatap muka selama seminggu dua kali
PKBM yang dikelola H. Aguh Faroyo sudah cukup dalam segi fasilitas yang terdiri computer layaknya sekolah formal pada umumnya serta mempunyai kursus computer, desain grafis sehingga bisa mengembangkan soft skill dan hards skill bagi siswa siswi nya
“dalam segi biaya yang di miliki oleh kami sudah dinyatakan cukup karena tiap tahun mendapatkan dana dari Pemerintah berupa seperti fasilitas untuk pendidikan kesetaraan paket C ada yang kesetaraan tingkat SD, SMP, SMA lebih cenderung paket C agar bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi” Kata H. Aguh Faroyo.
PKBM Bangun Bangsa, Kelurahan Bangetayu Kulon Semarang ini memiliki peserta didik paling banyak pada jenjang SMA . Rata-rata peserta didik PKBM Bangun Bangsa merupakan kaum pekerja serabutan usia dewasa sangat ingin meningkatkan taraf hidupnya dengan memiliki ketrampilan serta menamatkan pendidikannya 12 tahun
H.Aguh Faroyo berupaya agar peserta didiknya tidak tertinggal dengan siswa yang lain paling tidak mereka harus belajar menggunakan computer serta pendidikan ketrampilan , dan kelompok belajar usaha dapat di harapkan menumbuhkan hards skill sebagai penunjang pendamping ijazah. Saat ini PKBM Bangun Bangsa telah menjalin bekerja sama dengan perguruan tinggi Kampus STIKOM Semarang” tutupnya. ( Laporan Wartawan Nur Indah F86 Untuk Kampusnesia.com ).