Home > EKONOMI & BISNIS > Ibu Mita Ingin Perjuangkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa Karang Mojo Klego Boylali

Ibu Mita Ingin Perjuangkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa Karang Mojo Klego Boylali

Kampusnesia.com, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah – Paramita Atika Putri yang akrab di panggil ibu Mita ini, salah satu pejuang ekonomi dari LSM Gerakan Jalan Lurus. Ibu dari tiga anak ini selain menjadi aktifis perempuan pejuang ekonomi juga sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dari Fraksi PDI Perjuangan, Melihat persoalan masyarakat di Jawa Tengah khususnya di desa Karang Mojo Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali persoalannya sangat komplek utamanya persoalan yang keterkaitan dengan ekonomi kerakyatan. Hampir 80 persen penduduknya bercocok tanam, persoalan tersebut didapat ketika berdialog dengan kepala Desa Karang Mojo Muh Thoha, S.Ag, pada hari Selasa 09 Agustus 2022, banyak persoalan desa utamnya persoalan pertanian, yang menjadi permasalahan besar adalah ketersedian aiar yang kurang, Para petani bercocok tanam hanya mengandalkan system tadah hujan, sehingga hasil pertanian kurang memuaskan.

Dari persoalan tersebut Ibu Mita yang merupakan perempuan pejuang ekonomi ini harus turun langsung melihat persoalan tersebut, sehingga dari hasil percakapan dengan kepala Desa persoalan irigasi yang menjadi pokok utamanya. Hal yang dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi kerakyatan utamanya para petani, agar dibuatkan seperti waduk atau embung air supaya dapat menampung air dikala musim kemarau seperti saat ini. Bercocok tanam dengan mengandalkan system tadah hujan, hasilnyapun tidak menentu, karena bercocok tanam harus mengikuti alur musim. Seperti yang sudah berjalan seperti biasanya, para petani desa untuk menggarap sawah dalam setahu dapat dua kali menanam bibit padi, sedangkan sisa satu musim dipergunakan untuk menanam jagung. Dua musim hujan atau rendeng menanam padi bisa dua kali, karena padi bisa dipanen hingga berumur 90 hari atau tiga bulan, itupun jika pasokan air hujan mencukupi jika tidak ada, sawah akan kering atau nganggur.

Melihat dari permasalahan tersebut Ibu Mita menjawab dengan pemikiran yang jernih, guna mensiasati sawah tadah hujan hasil pertanian seperti padi atau jagaung harganya harus dinaikkan agar seimbang dengan biaya kos yang dikeluarkan oleh petani, atau dengan cara lain menggunakan system resi Gudang. Persoalan Permohonan pembuatan embung atau waduk bukan persoalan yang mudah atau gampang, sebab untuk membangun embung atau Waduk memerlukan biaya sangat tinggi. Mulai dari penyedian lahan, hingga pembuatan Waduk itu sendiri. Hal ini bisa di lakukan, akan di usulkan kepada pemerintah melalui kursi kedewanannya, namun pelaksanaannya ada di tangan pemerintah, Imbuhnya.

Ibu Mita sudah berkeliling di seantero Provinsi Jawa Tengah ini, persoalan petani memang komplek, mulai dari kelangkaan pupuk, serangan hama tikus dan juga persoalan irigasi, iya memang komlpek. Namun semua itu ada penyelesainnya dengan cara cara yang kreatif dan imaginasi yang baik. Sebab seorang petani tanpa kreatif dan cerdas tetap saja merasa kurang dan bergaya miskin, akan tetapi dengan pola kreatif dan berinovasi maka seorang petani akan sukses dan membuahkan hasil yang banyak. Dengan cara apa, system yang diterapkan, seperti Resi Gudang, jangan kalah dengan tengkulak, usir jauh jauh para tengkulak. Menjual padi atau jagaung jangan barang mentah, harus dibuat barang yang siap saji, semua itu untuk meningkatkan daya kesejahteraan rakyat dengan berkehidupan petani cerdas dan kreatif.

Dalam perbincangan tersebut antara kepala desa Karang Mojo Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Muh Thoha dengan Paramita Atika Putri tak sekedar bicara persoalan pertanian, mereka juga berbicara soal prestasi, menurut keterangan kepala desa, sudah dua kali Pihak Desa Karang Mojo Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali mendapatkan prestasi nomer satu tingkat Kabupaten terkait system pelaporan dana desa, dalam pengelolaan system dana desa pihaknya selalu berpredikat baik selama dua tahun berturut turut meski disektor pertanian terdapat persoalan irigasi, namun persoalan pengelolaan anggaran dana desa nomor satu tingkat Kabupaten Boyolali, Kata Muh Thoha.

Selain itu pihak kepala desa juga menceritakan terkait kondisi Fisik Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Karang Mojo, kondisi bangunan nya sangat kurang baik, belakang bangunan sekolah tanpa pagar, sehingga binatang kambing atau ayam atau jenis peliharaan hewan akan mudah masuk. Melihat persoalan tersebut, supaya Ibu Mita salah satu pejuang ekonomi dari Gerakan Jalan Lurus yang juga sebagai Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dapat memberikan solusi yang baik, memang MTS Miftahul Ulum Karang Mojo ini berbentuk Yayasan sosial pemerintah desa, sekolahannya gratis tanpa ada baiaya SPP maupun penarikan uang Gedung, Gratis tis. Guru dan operasional kegiatan proses belajar mengajar diambilkan dari dana Bantuan Operasional Pendidikan ( BOP ), itupun masih kurang dari harapan pengelola. Untuk menutup kekurangan semua itu, pengelola harus pintar pintar untuk memutar otak, agar semua dapat berjalan dengan baik, kata Muh Thoha kepala desa Karang Mojo dua periode ini, ( ( Laporan Wartawan Jannata kampusnesia.com ),

* Artikel ini telah dibaca 195 kali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *