Kampusnesia.com, Kota Semarang Jawa Tengah – Kampung Batik yang berlokasi di kawasan Rejomulyo Kota Semarang Timur, merupakan salah satu destinasi wisata. Kampung tersebut telah bersolek warna warni. Kampung Batik ini pernah mengisahkan pilu. Karena telah dibakar oleh penjajahan tentara Jepang.
Dari peristiwa tersebut, warga setempat juga melakukan teatrikal peperangan melawan penjajahan Jepang, Sabtu (15/10/22).
Acara ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan pertempuran lima hari di Kota Semarang, yang terjadi pada 15-19 Oktober 1945.
“Acara ini merupakan nguri nguri budaya, jas merah jangan lupakan sejarah, pertempuran lima hari yang ada di kota Semarang ini harus di ingat”, Kata Plt Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat menghadiri di Kampung Batik Kota Semarang (15/10/22 )
Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita itu, Kegiatan ini sudah dilakukan setiap tahun menurutnya kampung batik Semarang pernah menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat melawan penjajahan Jepang.
“Kampung batik atau kampung jadul pernah menjadi saksi bisu sejarah, terjadinya pertempuran lima hari di Semarang. Jadi ini adalah rangkaian karena terjadinya dari tanggal 13, 14, 15” Jelasnya
Menurutnya, perjuangan bangsa Indonesia sampai sekarang belum berhenti. Mbak Ita menjelaskan peperangan saat ini bukan fisik . Melainkan perang melawan covid-19, Termasuk perang melawan stunting
“Covid ini belum habis masih ada sedikit, protokol kesehatan juga harus di jalankan dan
memerangi kemiskinan, karena efek dari adanya pandemi sehingga perekonomian masyarakat semakin berkurang” Terangnya
Kampung batik telah menjadi perhatian dan destinasi pariwisata, Bahkan ditetapkan oleh pemerintah kota Semarang merupakan kampung tematik yang salah satunya jadi, dari 177 kelurahan yang diberi stimulus menjadi kampung tematik
“Tetapi belum semuanya menunjukan hasil yang maksimal, Tentunya sekarang ini Kampung batik atau kampung jadul ini, sudah mulai orang banyak paham, dulu ada acara seperti ini sepi, sedikit tidak tau
alhamdulilah untuk kesekian kalinya orang pada paham”Katanya
Ita sangat bangga dengan kampung batik, karena banyak dikunjungi oleh anak muda, milenial mahasiswa yang datang dari berbagai penjuru daerah.
“Ini merupakan suatu penerapan dari kurikulum merdeka, sehingga banyak anak muda, milenial mahasiswa yang datang dari berbagai daerah datang kesini guna mempelajari sejarah pertempuran 5 hari di kota Semarang” pungkasnya
Pertempuran lima hari di Kota Semarang terjadi pada tanggal 15-19Oktober 1945, Pertempuran antara pejuang Indonesia terjadi di bundaran Tugu muda atau Lawang Sewu. Kemudian menjalar ke Kampung Batik, ( Laporan Wartawan : Nur Indah Fajri )