Home > HEADLINE > Unik !! Perang Air, Sucikan Hati Memasuki Bulan Ramadhan di Kampung Bustaman

Unik !! Perang Air, Sucikan Hati Memasuki Bulan Ramadhan di Kampung Bustaman

Kampusnesia.com, Kota Semarang Jawa Tengah –  Gebyuran Bustaman, tradisi unik untuk mensucikan diri menjelang. Bulan Ramadhan yang berlokasi di Kampung Bustaman Kelurahan Purwodinatan, Kec Semarang Tengah

Perang air merupakan simbol dari Kyai Bustaman untuk tidak dendam, marah. Kampung Bustaman memiliki sumur tertua sejak 250 tahun silam

Tradisi ini sudah tidak asing, sudah turun temurun untuk memasuki bulan ramadhan, sebelumnya warga yang datang dioleskan cat air sebagai simbol kotoran yang harus dibersihkan.

Perang air dimulai sekitar pukul 16:00 WIB yang ditandai dengan bunyi kentongan dari Masjid Bustaman

Usai kentongan bunyi para warga bersemangat melempar, balon air untuk dilempar agar bisa membuat orang disekitarnya basah.

Acara ini dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Minggu (19/3/2023)

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan “Gebyuran Bustaman untuk mensucikan jiwa, Sehingga di ungkapkan disini sebagai bentuk membersihkan hati sebelum memasuki. Bulan Ramadhan, bersih semua

Gebyuran bustaman akan dijadikan kalender wisata dan pihak DPRD siap karena menarik untuk dijadikan contoh, sehingga tidak ada dendam, Ramadhan 2023 kita harus bersyukur, bisa melakukan sholat tarawih berjamaah dan takbir keliling karena sudah selesai dari pandemi covid-19” jelasnya, Minggu (19/3/2023)

“Merupakan suatu proses tradisi, dari budaya lokal di Kota Semarang, berharap dapat menarik wisatawan datang ke Kota Semarang dan menjadi lambang, umat muslim menyambut datangnya. Bulan Ramadhan upaya untuk membersihkan diri

Akan dijadikan kalender wisata tahunan, dan menjadi wisata religi di Kota Semarang” kata Kepala Disbupar Kota Semarang R Wing Wiyarso Poespojoedho

Bulan Ramadhan tahun ini semakin mempermudah umat muslim dan non muslim untuk bersilahturahmi, dipermudah dalam melaksanakan ibadah karena pandemi sudah berlalu namun jangan lengah, sektor Pariwisata sudah bangkit memberikan multiflayer efek sekaligus pertumbuhan ekonomi

Reporter : Nur Indah Fatjriati

Editor : Edy Rahmad

* Artikel ini telah dibaca 64 kali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *