Home > HEADLINE > Pawai Ogoh-Ogoh di Kota Semarang, Wujud Pluralisme dan Bhineka Tunggal Ika

Pawai Ogoh-Ogoh di Kota Semarang, Wujud Pluralisme dan Bhineka Tunggal Ika

Kampusnesia.com, Semarang Jawa Tengah – Pawai budaya lintas agama dan ogoh-ogoh, sebagai wujud kekompakan antar umat beragama dan upaya terus perdamaian terjaga di Kota Semarang

Pawai budaya lintas agama dan ogoh-ogoh, digelar Minggu (30/4/2023) dimulai dari pukul 07:00 WIB dengan start di Jalan Pemuda. Selanjutnya melintasi Jalan Pandanaran dan berakhir di Simpang Lima.

Pawai ogoh-ogoh sudah ada sejak tahun 2010, selama pandemi kegiatan ini di terhenti. Ogoh-ogoh merupakan simbol dari sifat buruk manusia yang diharapkan dapat ditekan atau dihilangkan. Karya seni patung dari budaya Bali ini menggambarkan kepribadian Bhuta Kala.

Sebanyak 1.300 orang gabungan dari berbagai komunitas seni budaya, agama, penghayat, berbagai komunitas etnis Kota Semarang. Ogoh-ogoh di datangkan langsung dari Bali

“Kirab ogoh-ogoh sebagai peringatan hari raya nyepi dan hari ulang tahun Kota Semarang ke-476. Karena mengedepankan untuk NKRI. Lintas agama juga mendukung, karena Kota Semarang menjadi salah satu kota menunjung perbedaan untuk sebagai landasan

Untuk kedepannya masyarakat guyup rukun, gotong royong, tentu akan memberikan kesejahteraan untuk masyarakat, ketika ada perbedaan, ras, suku, agama semua menjadi satu, dimasukan menjadi kalender wisata tahunan” kata Mbak Ita sapaan Walikota Semarang, Minggu (30/04/2023)

Ia menambahkan. Saat 17 Agustus menjadi lebih besar, sudah lama tidak ada pawai pembangunan. Temanya merupakan wujud bhineka tunggal ika, serta menjadi pendidikan karakter untuk para pelajar karena mempertahankan budaya dan kerukunan umat beragam

Kepala Kejaksaan Tinggi Jateng I Made Suarnawan mengatakan “kegiatan ini melibatkan beranekaragam perbedaan untuk tingkatkan, kerukunan melalui karnaval lintas budaya untuk memberikan ruang bagi pegiat seni di Kota Semarang, untuk kedepannya agar lebih kreatif, lebih besar untuk jumlah peserta” terangnya

Reporter: Nur Indah Fatjriati

Editor    : Hedy Rahmad

* Artikel ini telah dibaca 175 kali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *