Home > KABAR KAMPUS > EDUKASI KAMPUS > Mei Sekar Arum, Kampanye Hentikan Bullying di Sekolah

Mei Sekar Arum, Kampanye Hentikan Bullying di Sekolah

Kampusnesia.com, Semarang Jawa Tengah – Tindakan bullying sebenarnya sudah terjadi sejak dulu. Hanya karna banyak orang yang tidak memahami, mungkin saat kita kecil pernah mengalami seperti diejek teman teman di sekolah atau dilingkungan rumah. Ejekan yang menyangkut fisik, ekonomi contohnya. Bullying kini masih marak terjadi di dunia pendidikan. banyak kasus bullying di sekolah yang tidak terekspos media massa. Maraknya kasus bullying di sekolah harus jadi bahan renungan kita semua. Ternyata proses pendidikan belum mampu membuat karakter anak yang cinta damai. Penyelesaian masalah dengan cara kekerasan lebih ditonjolkan ketimbang upaya berdamai.

Seiring perkembangan zaman, teknologi pun semakin canggih. Anak-anak dan remaja sekarang sudah mahir menggunakan teknologi dan mengakses internet. Sosial media saat ini sedang digandrungi oleh remaja. Dengan aktif di sosial media seorang anak bisa dinilai gaul oleh anak lainnya. Emosi remaja masih tergolong labil, sehingga kerap mengekspresikan diri dan tidak dapat mengontrol dirinya, sampai terjadinya bully terhadap temannya sendiri. Misalnya, menghina atau mempermalukan teman sekolah melalui sosial media. Orang yang ia ejek tersebut bisa kecewa, sedih, hingga merasa tertekan dan bisa menarik diri dari lingkungannya karena tidak punya rasa percaya terhadap dirinya sendiri atau sering juga di jumpai anak yang merasa tertekan karena dibully hingga melakukan bunuh diri.

Ketika kita mendengar perkataan ejekan yang menyangkut fisik kita akan mengalami rasa minder dan malu untuk bertemu dengan orang orang diluar. Mayoritas orang setuju bahwa bullying adalah perilaku yang tidak dapat diterima. Itu melibatkan penggunaan kekuatan atau kekerasan untuk menyakiti, mengintimidasi, atau merendahkan orang lain. Ini bisa berdampak buruk pada kesejahteraan emosional, fisik, dan mental korban. Perlu penanganan serius Bullying harus ditangani dengan serius oleh semua pihak terkait, termasuk individu, keluarga, sekolah, Diperlukan upaya kolaboratif untuk mencegah, menghentikan, dan mengatasi perundungan.

Contohnya Seorang siswa yang lebih besar dan lebih kuat secara fisik secara terus-menerus mengganggu dan mempermalukan seorang siswa yang lebih kecil dan lebih lemah. Hal ini dapat mencakup  ancaman, pelecehan fisik, atau penolakan kelompok. Pencegahan dengan langkah penting dalam mengatasi bullying. Sekolah dan keluarga harus memberikan pendidikan tentang kesadaran diri, empati, dan penyelesaian konflik yang sehat. Mendorong lingkungan yang inklusif, mengajarkan penghormatan terhadap perbedaan, dan mempromosikan sikap positif dapat membantu mencegah tindakan perundungan.

Korban bullying membutuhkan dukungan dan perlindungan. Penting untuk mendengarkan mereka, memberikan empati, dan memberikan bantuan yang diperlukan. Membangun komunitas yang responsif dan mendukung dapat membantu korban pulih dan memulihkan kepercayaan diri mereka. “Kebencian adalah racun bagi jiwa manusia. Alih-alih meracuni orang lain, biarkanlah cinta dan pengertian tumbuh sebagai sumber kekuatan kita.” – Mahatma Gandhi.

Sekolah, harus menyediakan program pendidikan yang membahas masalah ini, baik kepada siswa, orang tua, maupun staf pendidik. Kebijakan Anti Bullying, Kebijakan ini harus mengidentifikasi perilaku bullying, menyediakan panduan untuk melaporkannya, dan menguraikan konsekuensi yang akan diterima oleh pelaku bullying.. Menciptakan lingkungan di mana korban merasa aman untuk berbicara tentang pengalaman mereka dapat membantu mereka mengatasi trauma dan meningkatkan kepercayaan diri. Libatkan guru, orang tua, tenaga pendidik, dan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bullying. Dengan melibatkan semua pihak, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi anak-anak dan remaja.

Sediakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dan lembaga pendidikan. Anak-anak yang terlibat dalam perilaku bullying dan korban bullying membutuhkan dukungan emosional dan psikologis untuk membantu mereka memahami dan mengatasi masalah yang mereka hadapi. Melaporkan dan Menindaklanjuti Penting bagi korban dan saksi bullying untuk melaporkan insiden tersebut kepada pihak yang berwenang. Sekolah dan lembaga pendidikan harus menindak lanjuti laporan dengan serius dan mengambil tindakan yang sesuai terhadap pelaku bullying.

Penting bagi orang dewasa, termasuk guru dan orang tua, untuk menjadi peran model yang baik dalam perilaku dan komunikasi. Mengajarkan anak-anak untuk berperilaku sopan, saling menghormati, dan memperlakukan orang lain dengan kebaikan dapat membentuk budaya yang lebih positif di lingkungan sekitar mereka. Setiap upaya yang dilakukan untuk mencegah dan mengatasi bullying merupakan langkah yang berharga. Konsistensi, kolaborasi, dan komunikasi yang terbuka antara semua pihak terlibat dapat membantu mengurangi dan mengatasi kasus bullying.

Penulis : Mei Sekar Arum

Editor : Hedy Rahmad

* Artikel ini telah dibaca 71 kali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *