Home > KABAR KAMPUS > EDUKASI KAMPUS > Inilah Inovasi Terbaru Polines, Aplikasi Tank Sedimen Alat Pemantau Curah Hujan

Inilah Inovasi Terbaru Polines, Aplikasi Tank Sedimen Alat Pemantau Curah Hujan

                                                                   Dr Ir Tedjo Mulyono MT

SEMARANG[Kampusnesia] – Tim Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Semarang (Polines) sangat mebanggakan, berhasil menciptakan inovasi terbaru Aplikasi Tank Sedimen berbasis Internet of think (IOT), alat yang mampu memantau curah hujan dan debit sedimen secara realtime.

Ketua P3M Polines Semarang, Tedjo Mulyono mengatakan aplikasi prediksi curah hujan dan debit sedimen berbasis IOT  itu merupakan Karya Teknologi Inovasi untuk mitigasi bencana banjir akibat sedimentasi.

“P3M Polines selama ini  menggodog beberapa penelitian bebasis IOT , dalam kurun waktu dua tahun, akhirnya berhasil menciptakan alat untuk mendeteksi curah hujan dan debit sedimennya secara real time,” tutur Tedjo Mulyono di Semarang, Senin (5/7)

Menurutnya, Polines berkomitmen untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan berbasis teknologi di antaranya dengan menciptakan aplikasi yang mampu memantau curah hujan dan debit sedimen secara otomatis realtime.

Dengan adanya alat ini , maka pemantauan curah hujan dan debit sedimen dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Yang lebih hebat lagi, dengan aplikasi ini melalui gadget siapapun bisa memanfaatkannya untuk mengantisipasi atau memberi peringatan dini terhadap bencana banjir akibat sedimen.

Aplikasi Tank Sedimen, lanjutnya, merupakan karya teknologi inovasi untuk mitigasi bencana banjir akibat sedimentasi.Teknologi yang mengabungkan alat pemantau debit sedimen dengan IOT ini supaya bisa termonitor secara otomatis real time.

“Curah hujannya, debit sedimennya bisa dideteksi. Jadi maksudnya, kita kembangkan antara tank model itu dengan IOT sesuai kondisi saat ini era revolusi industri 4.0 yang berbasis teknologi digital,” ujarnya, Senin (5/7).

Tejo Mulyono menuturkan untuk bisa melihat dan memantau secara real-time tingginya curah hujan berapa, selama ini masih menggunakan alat manual yang masih harus mengambil sampel air curah dan memanfaatkan laboratorim untuk mengetahui hasilnya.

Namun, lanjutnya, dengan  alat Aplikasi Tank Sedimen canggih ini tidak memerlukan pengambilan sempel air dan laboratorium, karena alat tersebut sudah mendeteksi curah hujannya, debit sedimennya secara otomatis hingga dapat dilihat hasilnya hanya beberapa menit kemudian.

Aplikasi Tank Sedimen ini, tutur Tejo Mulyono, bisa memberikan informasi berapa curah hujannya. Data curah hujan itu kemudian masuk ke Tank model, sehingga akan diketahui berapa debit sedimennya dengan cepat.

“Jika kita masih mengukur sedimen dilakukan secara manual akan membutuhkan biaya cukup besar, bahkan waktunya harus menunggu ketika hujan baru bisa mengukur,” tuturnya.

Dengan model tank ini, dia menambahkan, lebih mudah. Datanya real time, bahkan data hujan yang waktu sebelumnya juga tidak hilang karena alat ini bisa menyimpan data.

Menurutnya, cara penggunakan alat ini secara detil lebih mudah, bahkan lebih menghemat biaya yang cukup besar. Jika sebelumnya dilakukan manual untuk  mengukur debit sedimen saja harus menggunakan jasa konsultan hingga menghabiskan biaya ratusan juta, apalagi kalau pengukuran sedimen di beberapa titik.

Sedangkan kalau menggunaan alat aplikasi tank sedimen, lanjutnya, dipastikan akan menghemat sampai miliaran rupiah karena dengan alat ini bisa dipakai seterusnya, tanpa menggunakan labotarorium, jasa konsultan dan tidak membutuhkan waktu lama.

Alat pemantau curah hujan lengkap dengan power solar cell

Proses pembuatan Aplikasi Tank Sedimen tidak memakan waktu lama dan biaya yang dibutuhkan sekitar Rp400 juta.

“Aplikasi Tank Sedimen ini diharapkan bisa segera digunakan untuk membantu para pengelola bendungan, waduk dan sejenisnya, termasuk daerah rawan banjir, meski saat ini yang berpotensi memanfatkan di antaranya Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Kementerian PUPR dan Konsultan.

Masyarakat umum, tutur Tejo Mulyono,  yang ingin memantau curah hujan dan debit sedimen terkait mitigasi banjir juga sangat berpeluang menggunakan alat Aplikasi |Tank Sedimen ini.

Menurunya, rencananya setelah dipatenkan alat ini akan dipasang salah satunya di Bendungan Jatibarang  Semarang, untuk memantau debit sedimen yang masuk di waduk Jatibarang, agar perawatan lebih aman dan mampu memperpajang usia kekuatan waduk.

“Alat yang kami ciptakan ini  telah terkoneksi dengan smartphone melalui aplikasi yang dapat didownload melalui google. Dapat juga digunakan secara global pada negara-negara di Asia, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika,” ujarnya.

Setelah berhasil pada pengujian Lab P3M Polines, pada 2021 lalu Aplikasi Tank Sedimen yang sudah terdaftar di Kementrian Pendidikan itu, dan akan dipasang di Bedungan Jatibarang.

Aplikasi Tank Sedimen menjadi solusi untuk menjawab keluhan ekonomi biaya tinggi dari para pengelola bendungan, waduk, masyarakat daerah rawan longsor, rawan banjir dan sejenis untuk penanganan pengegahan dini.

Tedjo Mulyono saat ini juga menjadi salah kandidat terkuat Direktur Polines dari dua kandidat yang lolos untuk maju. Pemilihan dan uji seleksi dijadwalkan akan berlangsung 2 Agustus menmdatang.  (smh/rs)

 

* Artikel ini telah dibaca 164 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *