Home > HEADLINE > Tingkat Kepatuhan Masyarakat Jateng Terapkan Prokes Rendah

Tingkat Kepatuhan Masyarakat Jateng Terapkan Prokes Rendah

SEMARANG[Kampusnesia] – Tingkat kepatuhan warga Jawa Tengah dalam menerapkan protokol kesehatan (Prokes) sesuai aturan Covid-19 hingga saat ini masih tergolong sangat rendah, yang terlihat saat petugas Satpol PP menggelar razia protokol Covid-19 di 35 kabupaten/kota sejak Agustus sampai November 2020.

Kepala Satpol PP Jawa Tengah, Budiyanto mengatakan sejak razia masker digelar pada  Agustus lalu hingga 15 November 2020, warga yang tepergok melanggar protokol kesehatan telah mencapai 154.086 orang.

Jumlah sebanyak itu, lanjutnya, bergerak fluktuatif bergantung pada rutinitas razia masker yang digelar masing-masing unit Satpol PP yang ada di setiap daerah.

“Total keseluruhan pelanggar aturan bermasker dari 24 Agustus sampai 15 November sebanyak 154.086 orang. Pelanggar paling banyak dari kalangan pekerja swasta. Tercatat paling yang sedikit dari personel TNI, Polri dan para ASN,” ujarnya, Senin (23/11).

Menurutnya, para pekerja swasta paking sering tepergok melanggar protokol kesehatan saat petugas Satpol PP menggelar razia di pasar tradisional, mal dan sejumlah obyek wisata.

Dia menuturkan tingginya angka pelanggar protokol kesehatan itu lantaran petugasnya selama ini meningkatkan intensitas razia masker di semua daerah. Razia masker digelar dalam bentuk operasi gabungan bersama aparat Kepolisian dan dinas terkait.

“Operasi masker yang semakin banyak pasti yang kejaring juga makin banyak. Selama ini tingkat kepatuhan warga di Jawa Tengah masih tergolong rendah dan sedang, hingga angka kepatuhan untuk menggunakan protokol Covid-19 belum tinggi. Tidak semua mematuhi aturan Covid-19,” tuturnya.

Perilaku warga, tutur Budiyanto, yang mengabaikan protokol kesehatan tersebut terlihat di kawasan pedesaan, pasar tradisional di pelosok daerah dan wilayah kecamatan.

“Kita bisa lihat di desa-desa, pasar di kecamatan orang yang pakai masker bisa dihitung, jumlahnya belum banyak. Maka sesuai perintah pak gubernur, kita harus terus woro-woro. Tujuannya bukan untuk memberi hukuman. Tapi buat meningkatkan perilaku protokol kesehatan agar kita semua sehat walafiat,” ujarnya.

Dia menambahkan warga cenderung mengabaikan protokol kesehatan lantaran mereka menganggap tak perlu khawatir dengan resiko penularan Covid-19.

“Banyak warga nganggepnya gak perlu khawatir sama Covid-19. Tapi kan perilaku seperti sangat berbahaya. Karena ada banyak OTG yang membawa virus beredar di tengah masyarakat,” ujar Budiyanto. (rs)

* Artikel ini telah dibaca 27 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *