SEMARANG[Kampusnesia] – Pemilu serentak yang akan digelar April 2019 mendatang bakal sangat menyulitkan kalangan calon anggota legislatif (Caleg) dalam mengkampanyekan gagasan-gagasannya.
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM ) Semarang Drs H Gunawan Witjaksana, M.Si mengatakan meski masa kampanye dalam Pemilu ke-5 di era reformasi ini sangat panjang, namun para Caleg menemui banyak kendala dalam mensosialisasikan atau mengkomunikasikan gagasan-gagasannya kepada para calon pemilih
“Dalam kampanye, gagasan atau materi kampanye Capres yang diusung partainya tentu lebih dominan dibanding gagasan Caleg,” ujarnya dalam talk show bertajuk Kampanye Sarana Mewujudkan Kongres Gagasan Part 2 yang ditayangkan secara langsung dari studio televisi Cakra Semarang TV, di Bukitsari Semarang, Rabu (24/10).
Dengan demikian, lanjutnya, momentum adu gagasan antar calon anggota legislatif (Caleg) Pemilu 2019 di tengah-tengah masyarakat yang menjadi calon pemilihnya sulit terwujud, sehingga harapan untuk mendorong penguatan pendidikan politik masyarakat di era demokrasi juga terkendala.
Sistim Pemilu 2019, dia menambahkan tercatat paling semrawut dari sisi kepentingan Caleg dalam mengkampanyekan gagasan riilnya dalan merespon berbagai problem di lingkungannya, apalagi dalam waktu yang bersamaan mereka harus mensukseskan sosialisasi gagasan paslon Capres yang diusung parpolnya.
Lebih rumit lagi, menurutnya, dalam konteks kampanye Capres yang terjadi hingga sekarang itu antar juru kampanye (jurkam) saling menyudutkan, bully atau olok-olokkan melalui berbagai forum termasuk panggung dunia maya, sehingga para Caleg waktunya tersedot untuk meluruskan berbagai isu negatif yang dihembuskan jurkam atau relawan Capres kompetitor.
Dia menuturkan informasi yang didapat dari para Caleg berbagai parpol menyebutkan ditengah pergumulan kesemrawutan sistem kampanye itu, mereka mengambil keputusan untuk mengamankan kepentingan posisinya, sehingga yang terjadi para Caleg mengedepankan pragmatisme agar pendukung tetapnya tidak lari atau mengalihkan dukungan ke Caleg lain, termasuk Caleg sesama parpol dalam satu dapil.
Karena kepentingannya saling mengait antara Caleg DPRD Kabupaten/Kota, Propinsi dan DPR-RI serta Capres mestinya para kontestan dan tim sukses atau kampanye di tingkat pusat tidak terjebak dengan isu-isu tidak produktif, karena segala isu di level akan cepat berimbas sampai ke akar rumput.
Maka, tutur Gunawan, wajar saja kalau ditengah berlangsung nya masa kampanye panjang ini tidak muncul gagasan segar, kreatif dan inovatif terutama dari Caleg daerah karena waktunya tersedot untuk menetralisir limbah politik saling menyudutkan antar elit yang menggelontor hingga ke bawah. (smh)