Home > EKONOMI & BISNIS > KIBrebes Siap Menerima Relokasikan 27 Industri AS Dari China

KIBrebes Siap Menerima Relokasikan 27 Industri AS Dari China

                        Direktur Utama PT Kawasan Industri Wijayakusuma  Rahmadi Nugroho 

SEMARANG[Kampusnesia] – Sebanyak 27 industri Amerika Serikat (AS) yang berada di China dipastikan bakal direlokasikan ke Indonesia, akibat konflik persaingan dagang antara AS dengan China semakin memanas.

Kondisi itu sangat berpeluang dan menguntungkan bagi Indonesia, bahkan beberapa perusahaan Eropa dan Jepang juga bergabung dengan AS juga segera keluar dari Tiongkok, sebagai upaya untuk ikut memutus rantai pasokan dunia dari Tiongkok

Direktur Utama PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Rahmadi Nugroho mengatakan Indonesia telah memenangkan pertempuran di negara-negara Asia Tenggara sebagai tujuan utama untuk relokasi pabrik-pabrik AS.

Menurutnya, Trump memutuskan untuk merelokasi sekitar 27 pabrik AS dari Cina ke Indonesia.  Konflik karena persaingan dagang antara AS dan Cina sangat menguntungkan Indonesia.

Kondisi itu, lanjutnya, peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia. Peluang harus dimanfaatkan, untuk segera ditangkap, sedangkan tantangan harus dihadapi dan diselesaikan.

“Sulit memang, tetapi bukan berarti tidak bisa” ujar Rahmadi yang sebelumnya menjabat Direktur Utama PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP).

Dia menambahkan Vietnam selama ini semakin diminati para investor asing untuk pendirian industri berbagai sektor, selain perijinan tidak rumit, pajak dan harga tanah pun relatif murah.

Di Vietnam, tutur Rahmadi, kawasan  industri  menyatu dengan pelabuhan dan berjejer dari utara hingga ke Selatan. Investor tinggal masuk sebulan sudah bisa operasi, sehingga tidak mengherankan, jika investor Korea, Jepang, Singapura, Malaysia, Jerman dan Inggris kini berjubel di kawasan industri yang disediakan negara itu.

“Bahkan investasi terbesar Korea ada di Vietnam. Namun masih berpeluang bagi Indonesia untuk menggaet sejumlah investor dari berbagai negara bisa masuk ke kawasan industri, setelah memenangkan pertempuran di negara-negara Asia Tenggara sebagai tujuan utama untuk relokasi pabrik-pabrik AS,” tutur Rahmadi.

Rahmadi optimis kawasan industri baru yang dipersiapkan di Kabupaten Brebes mampu bersaing dengan Vietnam, mengingat Kawasan Industri Brebes, yang kini sedang berproses dan progres pembangunan lokasinya sangat strategis.

Menurutnya, proges pembangunan Kawasan Industri Brebes berlangsung dengan cepat serta lancar, karena didukung oleh Kemenko Maritim  dan Investasi, Kemenko Perekonomian, Kemen BUMN, Kemen Perindustrian, Kemen PUPR, Kemen Agraria, Kemen Keuangan, Bappenas, BKPM, Pemprov Jateng dan Pemkab Brebes.

Sebelumnya Rahmadi berhasil meraih penghargaan Kawasan Industri Terbaik pada 2016 dan 2017 berturut turut ketika memimpin sebagai Direktur Utama JIEP.

Dia menuturkan Kawasan Industri Brebes didesain sebagai Kawasan Industri modern, Eco-friendly, dan memiliki daya saing yang unggul dibidang kawasan industri. Komitmen Kawasan Industri Brebes untuk menjadi kawasan industri paling prospektif yang terpadu, mandiri, serta ramah lingkungan.

Dengan pelayanan dan fasilitas terlengkap, harga terbaik, infrastruktur yang memadai, serta tim yang profesional, Kawasan Industri Brebes diarahkan pada program yang ada, guna sesuai dengan sistem Eco Friendly (Ramah Lingkungan) yang selama ini diusung.

Selain itu, tutur Rahmadi, juga memberdayakan masyarakat sekitar terutama pada ring satu untuk bersinergi mengentaskan kemiskinan dengan dibukanya peluang untuk tenaga kerja.

KIW juga dipersiapkan untuk mendukung percepatan pembangunan ekonomi kawasan Kendal-Semarang-Salatiga-Demak-Grobogan, Kawasan Purworejo-Wonosobo-Magelang-Temanggung dan Kawasan Brebes-Tegal-Pemalang. Semua stakeholders bakal dilibatkan.

Rahmadi mengatakan Kawasan Industri Brebes selain akan dilengkapi berbagai fasilitas yang memadai juga menawarkan lahan industri yang kompetitif, karena alas hak atas tanah bagi investor di  KIBrebes ke depan merupakan HGB diatas HPL dengan konsep sertikat lahan yang disebut Land Use Rights Certificate (LURC).

“Dengan sertifikat itu, perusahaan bisa menggunakan lahan dengan tenor mencapai 50 tahun, status tanah yang jelas dan bisa langsung digunakan untuk berinvestasi dengan aman, karena sebelumnya banyak kawasan industri yang terganjal tumpang tindih peruntukkan hingga kurang diminati investor,” ujarnya.

KIBrebes, menurut Rahmadi, dipastikan akan membuat investor semakin mantap ketika proses sertifikasi dan juga izin mendirikan bangunan, bahkan kepastian lahan tidak lagi krusial bagi investasi, terjamin mulai soal status lahan, berapa lama perusahaan bisa pakai lahannya.

Tidak hanya itu, lanjutnya, biaya pemanfaatan lahan pun semuanya sudah pasti di awal investasi, sisi tenaga kerja, upah tenaga kerja pun kompetitif. Bahkan pengembangan KIBrebes tetap  berdasarkan kebutuhan investor global maupun lokal dengan tetap berdasar pada resources lokal dan kearifan lokal.

Dengan demikian, tutur Rahmadi, KIBrebes jauh sebelumnya sudah disiapkan untuk mampu bersaing dengan Kawasan Industri (KI) dari berbagai negara Asia, khususnya Asia Tenggara, sehingga perusahaan- perusahaan global termasuk salah satunya perusahaan perusahaan AS yang berencana melakukan relokasi industri dari China masuk ke Indonesia.

Pada prinsipnya KIW, dia menambahkan, siap melaksanakan seluruh penugasan dari negara, terlebih KIW telah memiliki pengalaman lebih dari 31 tahun membangun dan mengelola kawasan industri.

Menciptakan kawasan industri dengan harga yang murah dan kompetitif serta menjadi pilot model baru bisnis kawasan industri. Bahkan kini KIW tengah sudah mengajukan tambahan biaya pembangunan ke Pemerintah Pusat melalui  Kementerian/Lembaga yang menjadi pengusul pendanaan. (rs)

* Artikel ini telah dibaca 96 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *