Home > HEADLINE > PWNU Jateng Instruksikan Warga Perbanyak Sholawat Untuk Kebaikan NU Dan NKRI

PWNU Jateng Instruksikan Warga Perbanyak Sholawat Untuk Kebaikan NU Dan NKRI

SEMARANG[Kampusnesia] – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah (PWNU Jateng) menginstruksikan kepada warga NU untuk melantunkan sholawat asyghil dan nariyah setiap hari, sebagai bagian dari upaya untuk menjaga ketenteraman dan kebaikan NU dan NKRI.

Sekretaris Tanfidziyah PWNU Jateng KH Hudallah Ridwan Naim Lc mengatakan instruksi itu melalui surat instruksi PWNU Jateng yang disampaikan Pengurus Cabang NU se-Jateng, Pimpinan Wilayah  lembaga dan badan otonom  NU tingkat Jateng.

“Sholawat asyghil dibaca setiap setelah adzan hingga dimulainya sholat jamaah lima waktu dan sholawat nariyah dibaca sebanyak. 44 kali setelah sholat taraweh dan witir selama  bulan ramadlan 1440H,” ujar Gus Huda panggilan akrab KH Hudallah Ridwan Naim di Semarang, Selasa(14/5).

Menurutnya, bagi Nahdliyyin bacaan-bacaan sholawat itu sudah menjadi amalan rutin, hanya saja untuk kali ini diharapkan dapat dibaca pada waktu khusus yang sudah ditentukan itu.

Pemilihan waktu untuk membaca dua sholawat di sepanjang bulan ramadlan itu merupakan saran dari para kyai sepuh sebagai bagian dari ikhtiyar untuk menjaga kebaikan NU dan NKRI.

Selain itu, lanjutnya, PWNU Jateng juga mengharapkan kepada pimpinan NU diberbagai tingkatan agar menggelar acara doa bersama dengan membaca doa-doa mujahadah dan istighotsah yang waktunya menyesuaikan agenda masing-masing.

Dia menuturkan PWNU Jateng akan menggelar istighotsah Kamis (16/5) malam di kantor PWNU Jateng, Jl Dr Cipto 180 Semarang, yang diharapkan melalui ikhtiyar -ikhtiyar ini dapat membantu terwujudnya ketenangan dan stabilitas bangsa.

Seperti diketahui belakangan ini gaduh politik pasca coblosan terus mengemuka di kalangan elit dan mendapat liputan media massa secara intens , ditambah lagi kegaduhan itu digoreng-goreng oleh sebagian pegiat medsos yang juga menghembus-hembuskan isu people power.

Kalau kondisi ini tidak terkendali, tutur Gus Huda, berpotensi mengganggu proses Pemilu 2019 yang saat ini sudah memasuki tahap rekapitulasi suara tingkat nasional. Warga menunggu hasilnya yang akan diumumkan KPU pada 22 Mei mendatang. Jadi sebenarnya akar rumput tidak ada kegaduhan.

Dengan demikian, PWNU Jateng  memilih jalan spiritual ini seraya  menjelaskan kepada masyarakat bahwa people power sudah dilksanakan 17 April lalu, jadi tidak perlu ada people power lagi. (smh)

* Artikel ini telah dibaca 202 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *